Menurut Lyman, tidak ada tanda atau gejala khusus untuk Candida Auris. Namun, gejalanya terkadang mirip dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus lainnya.
Gejala yang ditimbulkan juga tergantung pada bagian tubuh mana yang sudah terjadi infeksi.
“Candida Auris dapat menyebabkan infeksi invasif di aliran darah atau jauh di perut dan dalam kasus tersebut, jamur ini tidak hanya menyebabkan demam atau sepsis, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi superfisial seperti infeksi luka,” kata Lyman.
Angka Kematian yang Tinggi
Infeksi jamur Candida Auris saat ini mempunyai angka kematian yang tinggi.
Meski demikian, sebagai catatan lebih lanjut, sejauh ini masih sulit bagi dokter untuk mengetahui apakah seseorang tersebut meninggal karena infeksi jamur atau penyakit lain yang mendasarinya.
“Jadi, angka kematian tersebut adalah angka kematian kasar, tetapi sangat sulit untuk menentukan apa yang sebenarnya disebabkan oleh infeksi C. Auris. Dan saya pikir itu adalah celah yang ingin kami pelajari lebih lanjut, ” jelas Lyman.
Oleh karena itu, sejumlah pakar kesehatan mengatakan, bahwa untuk mencegah atau menghentikan penyebaran jamur ini, penting untuk mengidentifikasi kasus ini sejak dini. Baik itu melalui spesimen klinis atau melalui skrining kolonisasi di kulit.
Fasilitas kesehatan juga dianjurkan untuk melakukan hal hal penting.
Seperti memastikan kebersihan tangan dengan cara selalu cuci tangan, isolasi dan penggunaan APD. Serta pembersihan lingkungan dengan desinfektan yang disetujui.
Diharapkan, dengan terus memastikan komunikasi yang baik di fasilitas kesehatan dan masyarakat, hal itu dapat menekan tersebarnya virus jamur Candida Auris. (els/ads)