Alternatif Pilihan Ekonomi yang Logis
Konferensi iklim PBB, yakni COP27 dimulai pada 6 hingga 18 November 2022 di Sharm el-Sheikh, Mesir yang menyoroti pentingnya transisi adil dan merata untuk memenuhi tujuan iklim yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris.
Mulai dari memberi pekerja keterampilan ekonomi hijau baru dan akses ke perlindungan sosial. Serta dengan memastikan bahwa negara-negara menetapkan jalur yang jelas menuju masa depan yang bersih.
Kepala UNDP, Achim Steiner mengatakan bahwa laporan tersebut memberikan wawasan dunia nyata tentang bagaimana mempercepat momentum di sekitar lingkungan yang adil dan merata untuk sektor energi dan sebagainya.
Laporan tersebut menganalisis dengan baik terkait janji iklim jangka pendek yang ditingkatkan, atau yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC), dan ada juga strategi dalam jangka panjang.
Dalam hal ini, negara-negara menyusun rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi nol bersih, di antaranya 72 persen negara dengan NDC yang ditingkatkan. Hal tersebut mengacu pada transisi yang adil, menghubungkannya dengan pertimbangan sosial-ekonomi.
Sementara itu, 66 persen mengusulkan tindakan dan langkah-langkah nyata yang mempertimbangkan keadilan iklim.
“Namun, mereka gagal membuat hubungan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) atau kesetaraan gender dalam rencana iklim jangka pendek atau jangka panjang sehingga kehilangan peluang yang signifikan,” kata UNDP.
“Ketika perubahan iklim meningkat dan dunia menghadapi krisis energi yang sangat besar, melepaskan dari bahan bakar fosil dan berinvestasi dalam infrastruktur energi hijau di masa depan adalah satu-satunya pilihan ekonomi yang logis”, kata Mr. Steiner. (rnh/fau)