Selain itu, pada masa percobaan operasi Desember lalu, PT KAI menerima sejumlah masukan dari pelanggannya. Masukan itu terkait layanan KA tersebut, sehingga akhirnya pengoperasian Kereta Panoramic diberhentikan sementara.
Salah satu masukan yang disampaikan oleh pengguna adalah pengurangan jumlah kursi penumpang di setiap gerbong, dari sebelumnya 46 kursi menjadi 38 kursi. Hal ini memungkinkan semua penumpang memiliki pengalaman sama dalam menikmati perjalanan.
Serangkaian Pengujian
Sementara itu, untuk memastikan aspek keselamatan dari Kereta Panoramic, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA) telah melakukan serangkaian pengujian baik statis maupun dinamis.
Pengujian yang dilakukan diantaranya yaitu pengujian dimensi, ruang batas sarana, berat, pengereman, keretakan, pembebanan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, intensitas cahaya dan kebocoran. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, dua unit Kereta Panoramic telah dinyatakan lulus pengujian.
Berdasarkan keterangan resmi dari PT KAI, Kereta Panoramic direncanakan akan beroperasi kembali pada akhir pekan pada bulan Februari 2023.
Tarif untuk Argo Parahyangan Panoramic ini dipatok seharga Rp 350 ribu. Sedangkan Argo Wilis Panorama Rp1,12 juta dengan kapasitas 38 tempat duduk. Pemesanan tiket dapat dipesan pada aplikasi KAI Access, situs resmi KAI dan seluruh channel penjualan tiket lainnya. (wan/fau)