Amin mengungkapkan bahwa es Doger merupakan es yang dibuat dengan cara diserut. Sedangkan es podeng menggunakan teknik es yang diputar oleh sebuah alat mesin manual dan sederhana.
“Kalau es doger itu diserut esnya. Kalau ini kan kita diputar es nya kayak es dung-dung gitu jadi lebih lembut,” kata penjual es podeng itu.
Selain itu, kedua es tersebut juga memiliki segi isian yang berbeda.
“Kalau es doger pakai tape, dan mutiara yang bulat itu. Berbeda dengan es podeng, yang pakai bahan-bahan yang tadi sudah saya jelaskan sebelumnya,” ujar Amin.
Lebih lanjut, saat ditanya Tim The Andal Post, Amin mengaku ingin melestarikan dan mengembangkan usaha ini agar semakin maju dan sukses.
“Kalau saya sih berharap, maunya tetap usaha ini aja, tapi lebih dikembangkan lagi dan punya cabang. Kalau lagi musim panas jualan es Alhamdulillah lumayan ramai,” ucap Amin.
Penikmat Es Podeng di Jakarta
Adam Dwiguna, salah satu masyarakat yang bekerja sebagai karyawan di salah satu kantor mengaku sering membeli hidangan es podeng saat jam istirahat. Terlebih lagi, ketika cuacanya sedang panas dan terik.
“Aku suka makan es podeng, apalagi kalo cuacanya lagi panas banget cocok banget makan es podeng. Kalau Abangnya ada terus di sini pengen beli setiap hari karena harganya juga murah,” ujar Adam.
“Ditambah lagi ada kacang di atasnya, itu yang bikin beda,” tambahnya.
Saat Tim The Andal Post menanyakan perbedaan es doger dan es podeng, Adam mengungkapkan lebih menyukai es doger karena teksturnya yang lebih lembut.
“Es podeng ini tuh beda ya sama es doger. Aku pribadi lebih suka es podeng karena lebih lembut terus ada alpukatnya juga,” ucap Adam. (rnh/ads)