Selain itu, ada juga laporan, terkait beberapa penduduk lokal yang memberikan tawaran sewa untuk setiap kamar yang ada di rumah mereka.
Contohnya, ada seorang penduduk di Golokoe yang menyewa kamar yang ada di dalam rumahnya dengan harga Rp2 juta dalam satu malam.
Jika ada sebanyak empat kamar di dalam rumah, maka pemilik bisa dapat mengumpulkan Rp8 juta per malamnya jika terisi penuh.
Tanggapan Pemerintah Setempat
Dalam wawancara yang dilakukan detikBali dengan Direktur Utama Badan Pelaksana Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina.
Ditambah, sebagai salah satu panitia lokal KTT ASEAN di Labuan Bajo, Shana membenarkan situasi yang terjadi di sana.
Diketahui, Shana juga menyayangkan hal yang terjadi, di mana warga lokal mematok harga yang sangat tinggi kepada setiap rumah yang ingin mereka sewakan. Khususnya, selama berlangsungnya KTT ASEAN.
Adapun, Shana sudah melaporkan hal ini kepada Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat. Dalam laporan yang diberikan kepada Pemkab, Shana meminta untuk diadakannya larangan kenaikan harga sewa.
Sementara itu, dari sisi yang cukup berbeda, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai Barat, Pius Baut. Dilaporkan tidak mengetahui fenomena kenaikan harga sewa yang terjadi di Labuan Bajo saat ini. (ben/adk)