ANDALPOST.COM – Sebanyak 32 calon Dewan Pengawas pada 14 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dilakukan pengukuhan secara hybrid, Jumat (14/07/2023).
Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Menteri Kesehatan Budi G.Sadikin di Gedung Sujudi, Kementerian Kesehatan baru-baru ini.
Berdasarkan informasi pada situs resmi Kemenkes RI dikutip pada Selasa (18/7/2023), Menkes Budi menyampaikan tiga pesan utama pada agenda pengukuhan tersebut. Pesan ini ditujukkan untuk direksi Poltekkes di Indonesia.
Menciptakan Tenaga Kesehatan yang Berkualitas
Dikatakan Menkes Budi, Poltekkes harus mampu menciptakan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi hingga ke kancah internasional.
Hal ini mengingat Politeknik Kesehatan merupakan salah satu UPT Kemenkes terbesar di Indonesia.
Menkes juga menjelaskan bahwa para lulusan Poltekkes memiliki indikator yang menunjukkan tingkat keberhasilan mereka.
Indikator tersebut dihitung dari jumlah lulusan Poltekkes yang bekerja di rumah sakit, institusi-institusi kesehatan terkemuka di tanah air, hingga di luar negeri.
Apabila standar atau indikator capaian tersebut belum terpenuhi, maka berarti menunjukkan bahwa tenaga kesehatan lulusan Poltekkes belum memenuhi standar dan tingkat keberhasilan yang ada.
“Produk Poltekkes harus bagus, artinya lulusannya harus baik. Cara ngitungnya gampang. Dilihat berapa banyak lulusan perawatnya yang bekerja di luar negeri dan bekerja di tempat-tempat ternama.” Ujar Menteri Kesehatan Budi.
Pesan Menkes Budi untuk Lakukan Riset dan Inovasi
Poltekkes di Indonesia memiliki kualitas riset dan inovasi yang terbilang masih rendah.
Menanggapi hal demikian, Menkes Budi pun berpesan agar Poltekkes mengubah orientasi riset dan inovasi ke arah memberikan dukungan terhadap agenda transformasi kesehatan 6 pilar.
Hal ini mengingat fokus pada upaya transformasi kesehatan 6 pilar merupakan upaya yang tengah digencarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Lebih lanjut, Menkes Budi memberikan contoh terkait pengembangan riset seperti penyakit diabetes. Apabila menilik pada fakta yang ada, masyarakat Indonesia yang menderita diabetes mencapai angka 20 juta orang. Namun, penyakit ini hanya teridentifikasi pada 5juta orang saja.
Seperti diketahui, diabetes merupakan penyakit yang dapat menyebabkan permasalahan penyakit lain, seperti gagal ginjal, stroke, jantung dan masih banyak lagi.
Adanya beban yang tinggi pada penyakit ini dapat menimbulkan risiko peningkatan angka kematian dan biaya pengobatan yang besar.
Untuk dapat menanganinya, Menkes pun memberikan rekomendasi intervensi diabetes melalui penelitian sebagai jalan terbaik atau solusi atas permasalahan yang ada.
Upaya ini diyakini dapat digunakan secara cepat dan tepat
“Lakukan riset yang benar, sebenarnya berapa jumlah penderita diabetes di Indonesia. Lalu ditindaklanjuti, kenapa kok jumlahnya bisa banyak. Dari penelitian ini kita bisa gunakan datanya untuk membuat kebijakan yang tepat,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.