Pendukung klub, yang terkenal dengan dedikasinya yang penuh semangat, telah menyatakan reaksi beragam terhadap pengumuman tersebut.
Ada yang senang dengan komitmen terhadap kesinambungan dan keyakinan terhadap proyek jangka panjang. Ada pula yang tidak sabar dan ingin segera melihat kesuksesan.
Manajemen klub tetap teguh pada keputusan mereka. Mengutip contoh klub-klub top lainnya yang mencapai kesuksesan melalui kesabaran dan stabilitas.
Bukan hal yang aneh jika klub sepak bola mengalami fase transisi dan penyesuaian, dan MU yakin mereka berada di jalur yang tepat untuk mengembalikan kejayaannya.
Dukungan yang tak tergoyahkan dari pemilik terhadap pelatih kepala saat ini menunjukkan komitmen untuk membangun fondasi yang kuat. Juga membina tim yang kompetitif untuk tahun-tahun mendatang.
Meskipun hasil terkini mungkin menimbulkan pertanyaan, dunia sepak bola akan mengamati dengan cermat bagaimana keputusan ini akan berjalan dalam jangka panjang.
MU Alami Kekalahan
Pilihan MU untuk mendukung pelatih kepala mereka yang saat ini berada di Erik Ten Hag berpotensi menjadi preseden baru dalam industri ini.
Masalahnya, kekalahan di Piala Carabao menandai kekalahan kedua berturut-turut bagi MU di kandang mereka, dengan selisih tiga gol atau lebih.
Terakhir kali “Setan Merah” menampilkan hasil serupa adalah pada Oktober 1962. Musim ini, MU mencatatkan start terburuknya sejak musim 1962/1963.
Dalam dunia sepak bola, di mana pergantian manajer sering dianggap sebagai penyelesaian yang cepat, dukungan setia MU terhadap pelatih kepala mereka menandakan keinginan untuk membuktikan bahwa kesuksesan dapat dicapai melalui ketahanan, tekad, dan keyakinan kuat dalam proses tersebut.
Hanya waktu yang akan membuktikan apakah pendekatan ini akan membawa kebangkitan kembali masa kejayaan klub. (azi/ads)