Tujuan Perayaan Asyura
Lebih lanjut, Ketua DPP Ahlut Bait Indonesia (ABI) Kota Bandung, Rustana Adhi mengatakan dirinya sangat menyayangkan pihak-pihak yang menyebarkan video tersebut.
Menurutnya penyebaran video diselipkan dengan narasi-narasi menghina tanpa adanya pengetahuan adalah sebuah fitnah kepada penyelenggara acara.
“Dari warga mereka memahami, mereka hanya melihat saja. Jadi sudah paham karena di sini sudah bertahun-tahun dari tahun 1980-an, nggak ada masalah,” ujar Rustana kepada awak media.
Selain itu, Rustana juga mengungkapkan bahwa kegiatan perayaan Asyura itu dilakukan secara terbuka untuk umum dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
Rafani Achjar selaku Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat (MUI JABAR) mengatakan video yang disebarluaskan tersebut merupakan “khas Syiah”.
Pasalnya masyarakat menganggap kegiatan tersebut sebagai sesat dikarenakan adanya gerakan memukul dada hingga berdarah-darah sebagai ekspresi kesedihan.
Kegiatan tersebut biasa dilakukan saat cucu Nabi Muhammad, Sayyidina Husein dan keluarga mengalami pembantaian oleh kelompok pro-khalifah pada 10 Muharram.
“Mereka begitu, melakukan penyiksaan diri dengan maksud mengenang, merasakan kesedihan yang dialami oleh Hasan Husein, cucu Nabi yang wafat di Karbala, itu versi mereka. Kalau versi kita tidak begitu. Versi kita, kita rayakan Asyura, Asyura ini kan hari yang istimewa dengan perenungan, mengambil hikmah, mendekatkan diri pada Allah,” ujar Rafani. (zaa/rge)