ANDALPOST.COM – Saat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Solo menjadi salah satu kota destinasi yang selalu dipadati para wisatawan yang berdatangan dari beberapa daerah di Pulau Jawa.
Tak heran, setiap liburan Nataru, penginapan hotel dan villa terbaik di Kota Solo seringkali hampir penuh oleh para wisatawan. Selain itu, Kota Solo juga terkenal dengan wisata kuliner yang enak dan menggiurkan lidah.
Momen paling ditunggu para wisatawan kuliner biasanya adalah saat malam hari. Sebab, wisata kuliner di Kota Solo banyak membuka dagangannya pada malam hari.
Nasi liwet Solo menjadi salah satu kuliner rujukan para wisatawan untuk menikmati makanan khas dari kota batik ini.
Sejarah Nasi Liwet ini berasal dari masyarakat desa Menuran, Kabupaten Sukoharjo. Nasi Liwet Solo berupa nasi gurih yang diolah dengan air santan.
Nasi liwet yang menjadi ciri khas Kota Solo adalah nasi dengan bumbu gurih dan disiram dengan kuah sayur labu siam. Teman makan nasi liwet pun beragam, bisa menggunakan ayam suwir maupun telur rebus.
Makanan ini disajikan dengan menggunakan daun pisang yang dibentuk pincuk atau kerucut sehingga aroma daun pisang itu menambah kelezatannya.
Warung Legendaris Nasi Lewat
Salah satu warung legendaris kuliner dari Kota Solo ialah Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Asli. Warung ini berdiri sejak tahun 1950 oleh Mbah Karyo, ibu dari Mbah Wongso.
Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Asli ini terletak Jalan Teuku Umar, Kepabron, Kota Surakarta.
Harga satu porsi Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Asli berkisar dari Rp 16.000 hingga Rp 25.000. Jumlah ini masih terbilang wajar sebanding dengan citra rasa yang tak tertandingi.
Salah satu wisatawan asal Yogyakarta bernama Vita menuturkan bahwa dirinya bersama keluarganya berlibur ke Kota Solo dan belum terkesan di hati jika belum makan Nasi Liwet Solo.
“Aku direkomendasikan oleh sepupu saya di Jakarta kalau mau makan Nasi Liwet Solo yang di legendaris dan enak, ya disini tempatnya,” tutur Vita.
Saat memesan makan Nasi Liwet, ia memilih lauk ayam paha bawa ditemani susu hangat untuk mengenyangkan perutnya.
“Kalau Nasi Liwet Solo dari segi porsinya tidak terlalu banyak dan sayur labunya nendang di lidah, apalagi lauknya kesukaan aku yakni ayam paha bawah,” kata Vita.
Pada Warung Nasi Liwet Bu Wongso terdapat pengiring musik yang melantunkan lagu campusari dan lagu lawas dengan memainkan gitar.
Di sisi lain, ada grup musik jawa yang memakai pakaian Jawa populer, seperti kebaya dan surjan. Namun mereka tampil seperti pemain Srimulat era dulu yang membawa tembang Jawa dengan menggunakan kendang dan tepuk tangan.
Warung Nasi Liwet legendaris ini tetap tidak pudar oleh zaman, terlihat gelas untuk minum masih menggunakan gelas kaca berwarna kuning kecoklatan yang ciri khasnya gelas era 80an.
Warung Nasi Liwet ini sudah tidak lagi memakai pincuk sebagai wadah untuk menaruh makanan, namun, memakai piring terbuatan dari anyaman rotan dan dilembari daun pisang untuk menambah citra rasa pada nasi liwet solo.
(IAP/MIC)