ANDALPOST.COM – Tindakan operasi pada pasien jantung koroner baru-baru ini berhasil dilakukan di Cath Lab, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo.
Dalam pelaksanaannya, produser operasi perdana yang dilaksanakan berjalan baik dengan didukung oleh ketersediaan alat yang mampu melakukan tindakan angiografi koroner.
Diketahui, angiografi koroner merupakan sebuah prosedur pemeriksaan invasif yang dilakukan dengan tujuan agar penyempitan atau penyumbatan struktur pembuluh darah koroner dapat dilihat.
Prosedur tersebut dilakukan kepada pasien yang didiagnosis beriwayat penyakit jantung koroner.
Adapun pasien yang telah melakukan operasi ini adalah seorang pria berusia 54 tahun yang sering mengeluhkan kondisi kesehatannya. Ia diketahui memiliki faktor risiko diabetes melitus dan hipertensi dengan keluhan sakit di bagian dada usai melakukan aktivitas berat.
Setelah melihat kondisi pasien, dokter dan tim Cath Lab dari RSUP Ngoerah Bali dengan sigap segera melakukan tindakan operasi.
Operasi yang bertujuan untuk melakukan diagnostik penyakit pada pasien ini akhirnya berjalan lancar dengan kondisi pasien tetap stabil. Bahkan tidak ada keluhan sama sekali.
Mekanisme Prosedur Operasi Menggunakan Cath Lab
Berdasarkan keterangan dari Dr. I Kadek Susila Surya Darma, Sp.JP(K) yang melakukan operasi tersebut menerangkan, prosedur yang dilakukan berupa kateterisasi diagnostik.
Mekanismenya ialah memasukkan kateter melalui pembuluh darah arteri radialis yang ada di tangan kanan.
Ketika kateter sudah dimasukkan, kemudian cairan dimasukkan ke dalam tubuh (zat kontras) pun langsung diinjeksikan.
Kontras tersebut dapat dilihat melalui sinar X agar letak sumbatan pembuluh darah koronernya dapat diketahui. Sehingga hasil pemeriksaan penunjang dapat lebih diperjelas.
“Alatnya ini (cath lab) adalah alat perdana yang dipasang di pulau Flores, yakni di RSUD Komodo. Alat ini untuk kateterisasi atau memasukkan kateter untuk melihat pembuluh darah. Alat ini bisa dipakai di antaranya untuk penyakit jantung koroner dan stroke,” jelas Susila melalui situs Kemenkes RI, dikutip pada Jumat (12/5).
Dr. Susila mengatakan, adanya ketidaksignifikanan sumbatan menunjukkan aliran suplai oksigen masih cukup optimal sehingga tidak ada masalah. Namun, jika terdapat sumbatan dan indikasi lain yang lebih buruk, maka akan dilanjut ke pemasangan ring.
“Telah diketahui pasien ini sumbatannya tidak terlalu signifikan, jadi kita hanya mengoptimalkan obat-obatan untuk mencegah terjadinya perburukan atau gagal jantung,” ujar Susila.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.