Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Para Ilmuwan Temukan Rambut Manusia Purba: Diduga dari 3.000 Tahun lalu

Gumpalan rambut yang mengandung halusinogen | Sumber: BBC

ANDALPOST.COM – Ditemukan gumpalan rambut di gua bekas manusia purba, yang berlokasi di negara Spanyol. Diketahui, mengonsumsi atau menerima obat-obatan berbasis tanaman.

Dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan oleh jurnal ilmiah Scientific Reports, yang diterbitkan pada 6 April lalu. Diketahui, terdapat sebuah penelitian di gua Es Càrritx, tepatnya di sisi barat Menorca, Spanyol.

Ketika melakukan proses penelitian tersebut, mereka menemukan gumpalan rambut yang diduga merupakan bukti yang mendasari manusia purba.

Bukti ini menyatakan, bahwa peradaban manusia purba sudah, menggunakan obat-obatan sejenis narkoba. Obat-obatan tersebut, tentunya berasal dari tanaman dan semak semak pada zaman itu.

Adapun, hasil yang mereka dapatkan ketika mereka meneliti segumpalan rambut tersebut, dapat menyebabkan halusinasi dan kehilangan akal bagi setiap orang yang menggunakannya (obat). 

Melalui gumpalan rambut tersebut juga, para peneliti melihat ini sebagai temuan bukti tertua yang mencirikan penggunaan obat halusinogen oleh manusia.

Sebagai latar belakang, para peneliti memilih gua Es Càrritx atas kepercayaan mereka mengenai pernah adanya kehidupan yang terjadi di masa lampau di gua tersebut. 

Dikatakan, bahwa gua Es Càrritx itu dapat menampung sekitar 200 manusia untuk memenuhi seisi gua.

Foto bagian dalam gua Es Càrritx | Sumber: ASOME-Universitat Autònoma de Barcelona

Temuan lain yang mereka temukan juga, melihat bahwa gua tersebut pernah digunakan untuk kepentingan ritual orang yang tinggal di sana.

Ditambah pula, gua itu juga berfungsi sebagai tempat kuburan yang sekiranya dari sekitar tahun 600 hingga 800 SM.

Penggunaan Halusinogen oleh Manusia Purba

Dilaporkan, zat-zat yang ditemukan oleh para peneliti diyakinkan memiliki efek atau dampak yang cukup kuat baik para penggunanya. 

Adapun, terdapat asumsi bahwa penggunaan obat yang merupakan halusinogen tersebut, dikonsumsi ketika para manusia purba ingin melakukan ritual. Serta, obat tersebut pula, merupakan bagian dari ritual yang dilakukan.

Rasa halusinasi yang disebabkan oleh zat, yang dikandung dalam tanaman obat-obatan tersebut diperkirakan memiliki hubungan erat dengan proses berjalannya ritual.

Di mana, rasa halusinasi yang diakibatkan oleh penggunaannya, dapat dikendalikan oleh ‘dukun’ yang bisa mengendalikan efek samping tersebut.

Diketahui, bahwa gumpalan rambut tersebut diwarnai dengan warna merah untuk kepentingan ritual. Di mana, dalam gumpalan itu, ditemukan tiga zat psikoaktif ketika para peneliti melakukan analisis secara rinci mengenai penemuan mereka.

Kandungan zat psikoaktif tersebut antara lain, atropine. Kemudian, ada skopolamin yang dapat memberi efek samping halusinasi bagi penggunanya.

Terakhir, terdapat zat efedrin, yang membuat si pengguna memiliki peningkatan energi dan kewaspadaan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.