Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Perjalanan Perkembangan Hadrah di Indonesia

Perjalanan perkembangan Hadrah atau Terbangan di Indonesia. (Sumber: 1001 Indonesia)

Haddad Alwi dan Sulis Ikut Mempopulerkan

Pada tahun 1990-an, muncul kelompok-kelompok kasidah rebana beraliran pop yang dipopularkan oleh Haddad Alwi dan Sulis. Haddad Alwi tidak hanya membawakan lagu-lagu berlirik Arab namun juga menerjemahkannya kedalam bahasa Indonesia.

Salah satu syair fenomenal yang dibawakan Haddad Alwi adalah do’a I’tiraf (pengakuan), gubahan penyair Irak terkenal, al-Hasan ibn Hani al-Hakami atau Abu Nawas (136 – 196 H).

Dalam syair I’tiraf (pengakuan) Abu Nawas sangat menyadari bahwa dirinya bukanlah orang ideal untuk masuk surga. Namun, ia pun tak akan sanggup menahan siksa api neraka.

Satu kesadaran bahwa ia benar-benar orang yang banyak dosa. Dosa yang telah ia perbuat bagaikan pasir di pantai. Oleh karena itu ia kembali kepada Allah momohon ampunan karena tak ada yang sanggup memberi ampunan kecuali rahmat-Nya.

Pada saat ini, Hadrah dipopulerkan oleh Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf. Habib Syech bin Abdul Qodir As-Segaf merupakan seorang ulama dari Solo yang masih memiliki kekerabatan dengan Rasulullah.

Habib Syech biasanya berkeliling dengan membawa lantunan sholawat di beberapa daerah di Indonesia. Bahkan, Habib Syech juga berkeliling beberapa negara di Asia, seperti Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan. Habib Syech juga memiliki grup sholawat bernama Ahbabul Mustofa.

(IAP/MIC)