Sekar Kawung Berpindah dari Sumba Menuju Tuban dalam Memberdayakannya
Ia memberi pandangan mengenai pewarna dari bahan alam ini bisa menjadi jawaban dari fenomena perubahan iklim dan pencemaran lingkungan.
Sebab, pewarna dari bahan alam ini tidak meninggalkan jejak karbon dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sekar Kawung ini dalam pemberdayaannya berpindah dari Sumba menuju ke Tuban. Sekar Kawung menemukan masyarakat Tuban masih membudidaya tanaman kapas kemudian dipintal menjadi benang. Setelah itu, masyarakat Tuban ini memproduksi kain batik dengan proses budidaya masyarakat sendiri.
“Kalau di Jogja yang terkenal sebagai kota batik, namun, bahan kain dari kain mori mungkin belinya impor dari China. Ini tidak terjadi pada produksi batik di Tuban, makanya Sekar Kawung mendampingi masyarakat di sana dalam memproduksi kain batiknya,” Chandra.
Chandra optimis bahwa pendampingan Sekar Kawung berada di Tuban melalui proses awal penanaman kapas hingga produksi kain batik yang tidak meninggalkan motif kapas di dalam batik dapat menjadi percontohan produksi tenun secara mandiri yang ada di Indonesia.
(IAP/FAU)