Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Perkuat Penanganan Stunting Indonesia: Dari Pilot Project Hingga Bantuan TNI

Perkuat Penanganan Stunting Indonesia: Dari Pilot Project hingga Bantuan TNI
Ilustrasi perbedaan tinggi badan anak-anak Indonesia yang merupakan gejala stunting. (The Andal Post/Clarencia Mayvianti)

ANDALPOST.COM – Saat ini, negara Indonesia sudah mulai gencar untuk melakukan penurunan pada kasus stunting yang ada di negara tersebut. 

Pada awal tahun 2023, pihak pemerintahan melalui Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil survei gizi. Yakni, menunjukan adanya penurunan kasus stunting di Indonesia dengan angka yang cukup signifikan. 

Adapun pula, dalam penjelasan yang dilakukan saat itu juga memaparkan visi Indonesia untuk mencapai tingkat stunting pada prevalensi 14 persen pada tahun 2024. 

Oleh karena misi tersebutlah pihak pemerintah semakin gencar untuk mencapai penurunan hingga 14 persen pada tahun depan.

Hal tersebut bisa dilihat dalam peluncuran Gerakan Anak Sehat untuk Mencegah Stunting di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kabupaten Banyuwangi (25/07/2023).

Yang dimana, peluncuran tersebut dihadiri oleh Ibu Negara Iriana dan presiden Joko Widodo, serta Ibu Wury dan Ma’ruf Amin, bersama anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM).

Gerakan Anak Sehat

Gerakan Anak Sehat sendiri dilakukan guna untuk melakukan pencegahan balita stunting. Yaitu, yang dimana dapat menangani kasus gizi balita dengan dilakukannya pemenuhan gizi setiap balita. 

Selain itu, melalui kegiatan ini juga akan dilakukannya praktek pemberian makan bagi setiap keluarga. Dengan diadakannya peningkatan keterlibatan multipihak dalam melakukan peningkatan asupan gizi balita.

Dalam keberlangsungan Gerakan Anak Sehat ini juga, Kabupaten Banyuwangi dipilih menjadi pilot project. Atau, sebagai daerah yang akan menjadi eksperimen pendahulu dilaksanakannya program ino. 

Melalui gerakan ini, yaitu dimana Banyuwangi sebagai daerah di Indonesia yang akan menjadi pendahulu, akan dilakukan pemberian makanan tambahan, edukasi, hingga penimbangan rutin kepada setiap balita yang memiliki risiko stunting. 

Dengan proses yang akan ditindaklanjuti oleh pihak posyandu, puskesmas, hingga setiap organisasi masyarakat, gerakan ini memiliki sasaran 351 di empat kecamatan yang ada di Banyuwangi.

“Kami berharap program ini berjalan sesuai dengan yang sudah disiapkan. Dan, sejalan dengan program yang akan diluncurkan oleh Kemenkes”  Ida Gunadi Sadikin selaku Wakil Ketua Bidang 2 OASE-KIM yang juga turut hadir dalam acara tersebut. 

Dengan dijalankannya gerakan ini, diharapkan dapat berfungsi untuk mengurangi hingga memutus rantai kasus stunting di Kabupaten Banyuwangi. 

Yang dimana, dengan Kabupaten Banyuwangi sebagai langkah pendahulu sebagai eksperimen gerakan ini, hasil yang memuaskan nantinya akan diterapkan juga di daerah lainnya di Indonesia. 

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.