Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Perselisihan China-Australia Mereda dengan Diturunkannya Tarif Impor Jelai

Perselisihan China-Australia Mereda dengan Diturunkannya Tarif Impor Jelai
Ilustrasi China menurunkan tarif impor jelai dari Australia sebagai salah satu bentuk peredaan perselisihan antar kedua negara. (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

Konflik Beijing-Canberra

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, yang menyerukan penyelidikan virus corona pada 2020. (Sumber: AAP via SBS News)

China merupakan mitra dagang terpenting dan terbesar Australia. Akan tetapi hal itu berakhir di tahun 2020.

Berakhirnya hubungan baik antara kedua negara tersebut disebabkan setelah Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, memimpin seruan untuk dilakukannya penyelidikan virus corona, yang dilakukan pada April 2020.

Beijing telah melakukan langkah perdagangan melawan jelai, daging sapi, anggur, kapas, dan batu bara Australia.

Atas keputusan ini, banyak yang mempertanyakan motif politik di balik tindakan tersebut.

Namun di kala itu, masing-masing dari tindakan tersebut muncul dari pelanggaran perdagangan yang sah.

Pemberlakuan bea masuk China pada jelai Australia. Misalnya, merupakan hasil investigasi anti-dumping selama 18 bulan.

Tidak sampai situ, perselisihan tersebut juga turut menyebar ke wilayah lain, dengan kedua negara bahwa memperingatkan warganya untuk bepergian ke negara lain.

China memberi peringatan kepada warganya mengenai tidak belajar dan mengunjungi Australia. Sebab dugaan meningkatkan rasisme dan diskriminasi terhadap orang-orang etnis China dan Asia.

Sementara itu, Australia memperingatkan warganya mengenai penahanan sewenang-wenang yang ada di China.

Sebenarnya, hubungan mengenai kedua negara tersebut telah tegang selama bertahun-tahun. Akan tetapi diperparah setelah adanya penyelidikan asal-usul Covid tersebut.

Akhirnya pada April 2020, Australia telah mencapai kesepakatan dengan China untuk menyelesaikan perselisihan mereka mengenai impor jelai. (ala/ads)