Babak Kedua adalah Mimpi Buruk PSG
Pada menit ke 50.09, Bayern Munchen mulai memberikan penyerangan ke gawang PSG secara bertubi–tubi.
Muller hampir mencetak goal melalui sepakan kanannya, namun tendangan tersebut malah mengenai kaki rekannya sehingga membuat bola menjadi terpental.
Kemudian setelah 1 menit, Munchen telah mencetak goal ke gawang PSG. Tetapi wasit menyatakan bahwa dalam proses goal tersebut, terdapat salah satu pemain yang offside (Thomas Muller). Hal tersebut menyebabkan goal dinyatakan tidak sah.
Bayern Munchen pada akhirnya mencetak goal di menit ke 60.40, melalui sepakan kaki kanan Choupo–Moting yang berasal dari umpan Leon Goretzka.
Bukannya mengejar ketertinggalan, PSG malah kembali kebobolan pada menit akhir sebelum berakhirnya pertandingan.
Pada menit ke 89, Serge Gnabry berhasil mengeksekusi umpan yang diberikan oleh rekannya menggunakan sepakan kaki kirinya.
Hasil akhir yang buruk membuat pelatih PSG (Christophe Galtier) menjadi kecewa. Ia menganggap bahwa jika pada babak pertama mereka bisa membuat skor. Kemungkinan hal ini tidak akan pernah terjadi.
“It’s a big disappointment. We have to deal with it and accept it. There’s a lot of disappointment in the dressing room. I don’t know if it’s a lesson to be learned, but there’s a lot of frustration. If we’d scored first it would have been different, but we didn’t.
(Ini kekecewaan besar. Kami harus menerimanya. Ada banyak kekecewaan di ruang ganti. Saya tidak tau apakah pelajaran ini bisa kami terima, tapia da banyak rasa frustasi. Jika kita membuat goal pertama, situasinya mungkin akan berbeda, tapi kami tidak melakukannya) “, ungkap Christophe Galtier dikutip dari website resmi UEFA. (rge/zaa)