ANDALPOST.COM – Tim nasional sepak bola Indonesia hanya membutuhkan hasil imbang tanpa gol untuk melaju ke final Piala AFF 2022, tetapi pelatih Shin Tae-yong menargetkan bahwa timnya harus bisa merebut kemenangan melawan Vietnam di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi pada 9 Januari 2023.
“Kami tidak ingin hasil imbang. Kami mencoba menyelesaikan pertandingan dalam 90 menit dan melanjutkan ke final,” katanya saat konferensi pers pra-pertandingan di Kantor VFF, Hanoi, Vietnam, Minggu (8/1/2023).
Pelatih asal Korea Selatan itu mengatakan timnya berada dalam posisi yang hebat untuk menang. Ia menyatakan bahwa mereka sangat bertekad untuk meraih kemenangan di wilayah mereka sendiri.
“Besok, setiap pemain siap menunjukkan usaha maksimal,” tegasnya.
Pelatih asal Korea Selatan itu di Piala Dunia 2018 optimistis dengan timnya setelah menyaksikan mereka bermain di laga terbaru mereka, termasuk kebuntuan 0-0 dengan Vietnam di leg pertama semifinal.
Menurutnya Vietnam memiliki tim yang tangguh dan organisasi permainan yang bagus, terutama di pertahanan. Meskipun benar bahwa Indonesia kesulitan mencetak gol dengan banyak peluang, masih ada potensi untuk mereka capai kali ini.
“Besok akan menjadi pertandingan yang bagus,” lanjutnya.
Setelah bermain imbang tanpa gol pada leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada 6 Januari lalu, Indonesia kini hanya membutuhkan hasil imbang dengan tujuan untuk mendapatkan tempat di final.
Kesulitan Bersaing dengan Vietnam
Dua puluh enam pertandingan telah dimainkan oleh Indonesia dan Vietnam sejak 1991. Delapan pertandingan Indonesia adalah kemenangan selama rentang waktu itu, sementara tujuh adalah kekalahan dan pertandingan lainnya semuanya imbang.
Indonesia selalu kesulitan bersaing dengan Vietnam, setidaknya selama enam tahun terakhir. Tim Garuda bermain imbang dua kali dan dua kali kalah melawan Vietnam sejak 7 Desember 2016.
Ditambah lagi, Shin Tae-yong belum pernah mengalahkan tim Park Hang-seo milik Vietnam.
Permainan keras Timnas Vietnam merupakan salah satu hal yang harus dihindari oleh para pemain Indonesia. Sebab, jika tidak berhati-hati permainan tersebut akan mempengaruhi fisik serta mental pemain di lapangan.
Contohnya pada pertandingan di leg pertama yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Selain hasil yang mengesankan, tackle keras Doan Van Hau menjadi salah satu sorotan dalam pertemuan melawan Indonesia tersebut.
Saat melakukan tekel dua kaki ke depan untuk timnas Indonesia Dendy Sulistyawan, Van Hau melakukan salah satu pelanggaran keras. Dendy terkapar kesakitan setelah tekel itu. Namun, ofisial tidak memberikan kartu kuning kepada Doan Van Hau.
Park Hang-seo yang telah melihat beberapa permainan kasar dari anak-anak asuh yang dia ambil, mencirikan sepak bola sebagai olahraga dengan banyak tekel kasar.
Ahli strategi asal Korea Selatan itu juga mengklaim bahwa pemain Indonesia kerap melakukan pelanggaran terhadap Van Hau.
“Sepak bola adalah olahraga yang diperebutkan dan banyak benturan, dan Van Hang-seo bisa mengatasi banyak situasi pelanggaran,” kata Park Hang-seo.
(AZI/MIC)