Padahal jelas-jelas di media sosial potret jalanan rusak di Lampung nyata dan bertebaran.
Alih-alih langsung turun tangan membantu membereskan masalah, Gubernur dan Bupati justru bertindak saat ada wacana kunjungan Jokowi ke daerahnya. Kala itu beberapa rute jalanan bahkan seperti disulap langsung menjadi bagus.
Setelah melakukan kunjungan ke Pasar Natar Jokowi bakal meninjau pembangunan jalan di beberapa daerah. Jika terbukti masih banyaknya infrastruktur yang tidak beres pemerintah pusat lah yang akan menanganinya.
Kredibilitas Gubernur Lampung pun seperti ditelanjangi, karena Jokowi mengatakan jika Pemprov tidak mampu akan langsung ia ambil alih.
“Datang ke Lampung untuk melihat inflasi tetapi juga ingin melihat jalan-jalan yang ada di Lampung, karena itu menjadi kunci. Apabila Pemerintah Provinsi dan Kabupaten tidak memiliki kemampuan, maka akan diambil alih oleh Kementerian PUPR,” terangnya.
Tenggat Waktu
Sementara itu untuk tenggat waktunya proyek renovasi infrastruktur di Lampung ini bakal dilakukan secepatnya.
“Pokoknya atensinya secepatnya, infrastruktur harus segera dikerjakan,” pungkas Jokowi.
Buntut dari kasus jalanan rusak di Lampung menjadi rumit dan meluas. Menurut pendapat publik, bahkan pemerintah Provinsi alias Kabupaten/Kota seperti anti kritik. Alih-alih merespon kritikan dengan kerja mereka bahkan mengancam keluarga Bima.
Melalui klarifikasi pihak Bima dan keluarga dalam beberapa kesempatan, mereka mengaku bahkan kerap mendapat terror.
Rumah keluarganya sering didatangi oleh orang tidak di kenal. Bima sendiri yang kuliah di Australia bahkan tidak berani pulang lantaran takut nyawanya terancam. (pam/ads)