ANDALPOST.COM – Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II untuk Pejabat Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama di lingkungan Kemenkes baru-baru ini dilakukan. Adapun pihak penyelenggaranya ialah Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta.
Para peserta pelatihan kepemimpinan tersebut diimbau oleh Menkes Budi agar dapat memberikan kontribusi dan aksi nyata. Pihaknya pun memfasilitasi program pelatihan kepemimpinan ini dengan membangun ekosistem mekanisme pendidikan. Sehingga melalui mekanisme ini, para peserta dapat mengimplementasikan dan menjunjung nilai-nilai yang baik di lingkungan kerja masing-masing.
”Jadi pemimpin itu jangan cerita banyak eksekusi dikit. Pemimpin harus menghasilkan sesuatu jangan terlalu banyak omong dan cerita, jadi kerja itu sampai selesai,” ujar Menkes Budi, di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta, pada Rabu (14/6/2023).
Melalui situs resmi Kemenkes RI, Menkes Budi juga mengungkapkan bahwa seorang pemimpin harus memastikan dan menjamin proses pekerjaan berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, pemimpin bukan hanya mendelegasikan pekerjaan kepada bawahannya saja.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan pemimpin bertanggung jawab untuk menyeleksi dan memilih orang-orang terbaik yang akan bekerja dengannya.
”Jadi mesti rekrut sendiri, pilih orang yang terbaik, tidak boleh didelegasikan,” ungkap Menkes Budi.
Selain itu, kriteria pemimpin yang baik juga harus dapat memegang teguh kepercayaan, tanggung jawab, dan tugas yang diemban. Pemimpin juga harus memiliki hati yang baik dan arah tujuan yang pasti serta jelas.
Tiga Pendidikan Penting Seorang Pemimpin
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa pemimpin terbaik akan memiliki tiga hal penting dalam pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
• Pendidikan fisik, yaitu pendidikan yang mendasar. Bahkan, pendidikan ini harus dimiliki oleh semua orang. Contoh pendidikan fisik ialah belajar bergerak saat kecil, dan berolahraga untuk menjaga kesehatan.
•Pendidikan akal, yaitu pendidikan yang umumnya terdapat di sekolah formal, seperti SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Tingkatannya lebih tinggi dibanding dengan pendidikan fisik. Contoh pendidikan akal: belajar matematika, ilmu pengetahuan, ilmu sosial, bahasa, dan masih banyak lagi.
• Pendidikan hati. Hati yang terdidik untuk menjadi baik merupakan sesuatu yang indah agar dapat memahami berbagai karakteristik pada manusia.
”Pendidikan hati ini diperlukan untuk memahami manusia dan ini tidak dilatih di pendidikan formal,” ucap Menkes Budi.
Dikatakan Menkes Budi, ketiga pendidikan tersebut penting untuk dipahami oleh seorang pemimpin. Tujuannya, agar pemimpin dapat memiliki tujuan yang pasti dan jelas sehingga memperoleh kemajuan yang baik terhadap apa yang dilakukannya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.