ANDALPOST.COM — Perusahaan Es Krim Ben & Jerry’s telah mengakhiri semua iklan berbayarnya pada Twitter. Sebab adanya peningkatan ujaran kebencian di platform tersebut, hingga menghimbau perusahaan-perusahaan lain untuk melakukan hal serupa.
Pihak Ben & Jerry’s mengatakan, bahwa platform media sosial Twitter secara verbal mengujarkan serangan kepada kelompok orang hitam, cokelat, trans, gay, Yahuid, dan Muslim.
Tidak hanya itu, wanita dan orang-orang penyandang disabilitas juga kerap kali menjadi sasaran. Bahkan korban ujaran kebencian di media sosial ini.
Ben & Jerry’s melalui situs webnya mengumumkan pernyataan yang menyatakan dan menunjuk secara personal kepada Elon Musk. Bahwa sejak pembelian Twitter-nya di Oktober 2022, ia telah bergabung secara online dalam percakapan yang “berbahaya”.
Belum lagi, pada April 2023 Twitter telah mencabut perlindungannya untuk orang trans dari misgendering dan deadnaming.
Misgendering ialah penanda gender yang digunakan dengan keliru, untuk merujuk atau memanggil seseorang. Sedangkan deadnaming ialah memanggil seseorang trans dengan nama lahirnya. Padahal mereka telah mengubah namanya sebagai bagian dari identitas barunya.
“Twitter Sudah Tidak Lagi Sejalan dengan Nilai-Nilai Progresif,” kata Ben & Jerry’s
“Kami telah menyaksikan dengan penuh perhatian mengenai perkembangan Twitter setelah pembelian platform media sosial Elon Musk,” bunyi pembukaan pernyataan yang dikeluarkan oleh perusahaan es krim ini.
Ben & Jerry’s pun mengungkapkan, bahwa ujaran kebencian meningkat pada platform tersebut. Elon Musk bahkan telah menggandakan ujaran kebencian nasionalis bagi ras kulit putih.
“Ucapan kebencian meningkat secara dramatis sementara moderasi konten hampir tidak ada,” tulisnya.
“Selain perubahan pada platform yang menyebabkan peningkatan ujaran kebencian, Musk sendiri telah menggandakan kebohongan anti-demokrasi yang berbahaya dan ujaran kebencian nasionalis kulit putih,” rinci pernyataan tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.