Namun, dia menyoroti ada “permintaan yang semakin cepat” untuk kendaraan EV selama beberapa dekade mendatang, dan karenanya ada “banyak ruang” bagi kedua negara untuk hidup berdampingan dan memenuhi permintaan ini.
Selain peningkatan kerja sama dalam pertambangan nikel dan litium, kedua negara juga mengumumkan kerja sama yang lebih besar.
Dimana, kerja sama tersebut berfokus pada bidang iklim dan infrastruktur. Orang Albania mengumumkan investasi senilai 50 juta dolar Australia ($33 juta) untuk menarik pendanaan iklim swasta ke ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Pembahasan antara kedua negara merupakan pembahasan lanjutan yang sudah pernah dilakukan oleh kedua negara pada awal tahun. Menteri Luar Negeri RI pada Februari ini memang sempat melakukan kunjungan kerja ke Australia.
Dalam pertemuan tersebut telah disepakati Joint Statement antara kedua negara yang menyatakan kembali memperkuat komitmen kerja sama antara Indonesia dan Australia khususnya di bidang kerja sama politik, perdagangan, investasi, dan pertahanan.
Dalam pertemuan juga dibahas perkembangan-perkembangan terkait keamanan regional. (paa/rge)