ANDALPOST.COM — Saham WeWork, perusahaan berbagi ruang kantor yang pernah populer secara global, telah jatuh setelah menimbulkan “keraguan besar” akan masa depan perusahaannya.
Diketahui, saham perusahaan telah turun sebanyak hampir 24% dalam perdagangan yang diperpanjang di New York.
Perusahaan menambahkan bahwa manajemennya perlu mengumpulkan modal tambahan untuk mempertahankannya selama 12 bulan ke depan.
WeWork, yang didukung oleh perusahaan teknologi raksasa asal Jepang, Softbank, terkena dampak dahsyat yang buruk pandemi.
Seperti yang kita ketahui, munculnya pandemi Covid-19 membuat harus diciptakannya kebijakan jarak sosial. Kemudian mendorong orang untuk bekerja dari rumah.
Tidak hanya itu, pasca Covid19 mereda, WeWork belum menghasilkan keuntungan. Padahal di masa ini, pekerja telah kembali bekerja ke kantor karena pembatasan sosial telah mereda.
Selasa (8/8/2023), dalam sebuah pernyataan, WeWork menghadapi tantangan. Termasuk permintaan yang lebih lemah dan lingkungan operasi yang sulit.
“Ada keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya,” kata perusahaan tersebut.
Ia menambahkan, bahwa keberlanjutan dan kelangsungan perusahaan bergantung pada keberhasilan jalannya rencana manajemen.
“Kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan hidup bergantung pada keberhasilan pelaksanaan rencana manajemen untuk meningkatkan likuiditas dan profitabilitas selama 12 bulan ke depan,” tambahnya.
Rencananya melibatkan peningkatan modal tambahan melalui penerbitan saham atau obligasi, atau penjualan aset.
WeWork menambahkan bahwa manajemen juga akan bergerak untuk mengurangi biaya sewa serta membatasi belanja modal.
Upaya WeWork
Saat ini, WeWork memiliki sebanyak 512.000 anggota di ruang kerjanya, yang berada di 33 negara di seluruh dunia.
Upaya pertama perusahaan ini untuk ditampilkan ke publik runtuh pada tahun 2019. Sebab adanya kekhawatiran mengenai model bisnisnya dan gaya kepemimpinan salah satu pendirinya, Adam Neumann.
Upaya tersebut terdaftar dua tahun kemudian dalam kesepakatan yang menilai WeWork seharga $9 miliar.
Angka tersebut kira-kira seperlima dari nilai perkiraannya pada tahun 2019. Tidak hanya itu, perusahaan juga telah berjuang untuk mengatasi masalah di sektor teknologi.
Perusahaan juga telah melihat keluarnya beberapa eksekutif puncak tahun ini. Termasuk mantan kepala eksekutif dan ketua, Sandeep Mathrani.
Pada bulan Maret lalu, WeWork mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan dengan Softbank serta investor lain untuk mengurangi utangnya sekitar $1,5 miliar.
Sementara saham perusahaan telah turun sebanyak lebih dari 95% pada tahun lalu. Diketahui, saham turun hampir seperempat dalam perdagangan yang diperpanjang pada hari Rabu (9/8/2023) menjadi $0,21 atau setara dengan £0,16.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.