Sempat Terancam Bangkrut
Pada bulan April lalu, Tupperware sempat dikabarkan akan menghadapi kebangkrutan di tengah keraguan mengenai kemampuannya untuk melanjutkan kelangsungan usahanya.
Pengumuman produsen penyimpanan makanan yang berbasis di AS itu muncul saat harga sahamnya di Bursa Efek New York turun ke rekor terendah.
Dibentuk pada tahun 1946, perusahaan mengalami turbulensi sejak pandemi, yang menyebabkannya menarik diri dari beberapa pasar termasuk Selandia Baru pada tahun 2022.
Tupperware sempat mengumumkan telah melibatkan penasihat keuangan untuk membantu mengamankan pembiayaan tambahan sambil meninjau portofolio real estat yang ada.
Seorang pabrikan berusia 77 tahun itu mengutip suku bunga yang lebih tinggi.
Tupperware pun menambahkan bahwa, sebagai akibatnya, ada “keraguan besar tentang kemampuannya untuk melanjutkan kelangsungan usahanya.”
Harga sahamnya telah mengalami penurunan yang luar biasa selama lima tahun terakhir. Di mana saham telah mencapai US$45 pada Mei 2018.
Penurunan bertahap terjadi pada tahun-tahun berikutnya sebelum naik lagi menjadi US$37 selama pandemi karena peningkatan penjualan.
Di masa-masa sulit tersebut, para investor Tupperware pun sempat kabur. Hingga membuat Tupperware makin kebingungan menghadapi situasi tersebut. (paa/ads)