“Kita tahu di kota besar pola asuh yang salah bisa menyebabkan anak stunting dan pertumbuhannya tidak optimal. Dengan ada grafik berat badan dan tinggi badan anak, kita bisa setiap satu bulan akan jadi pengingat bahwa anak kita tidak ada pertambahan berat badannya,” kata Nadia.
Kemudian, program lain yang ditambahkan yaitu pemuat laporan data medis pasien atau medical record. Adanya fitur ini nantinya dapat diintegrasikan di seluruh layanan fasilitas kesehatan, untuk masyarakat ketika akan berobat.
“Kalau kemarin ini baru rumah sakit pemerintah terutama rumah sakit vertikal yang sudah mulai (untuk coba diintegrasikan) dan DKI Jakarta itu sudah mulai integrasikannya. Jadi dengan kalau kemarin itu diuji coba scan barcode datang ke rumah sakit, maka datanya itu akan pindah,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa program ini akan mempermudah para tenaga kesehatan agar dapat memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat secara rinci.
Bagusnya, aplikasi ini menjaga privasi para penggunanya. Sehingga, pihak terkait yang harus mengakses data pengguna aplikasi SATUSEHAT membutuhkan izin dari para pemilik data tersebut, melalui pemindaian barcode yang telah disediakan aplikasi ini.
Kerja Sama Kemenkes dan Pihak Swasta
Beberapa pihak swasta juga katanya sudah tertarik untuk melakukan kerja sama dengan Kemenkes.
“Ketika kita mau kontrol periksa lab, tinggal scan barcode itu akan disimpan di hp kita. Tapi (datanya) tidak akan tersimpan di hp kita. Tapi (data) tidak akan tersimpan di hp karena itu pasti akan memberatkan hp kita.”
“Misalnya nanti tinggal scan barcode nanti akan terbaca datanya sesuai persetujuannya itu dari sisi individu. Tapi kalau dari sisi program selain bisa bertukar informasi dari (pasien) sakit jantung misalnya, itu bisa ditransfer ke rumah sakit dan lainnya,” tutupnya. (ala/fau)