“Saya tidak pernah menentang vaksinasi,” katanya kepada BBC, membenarkan bahwa dia pernah divaksinasi saat masih kecil.
“Tetapi saya selalu mendukung kebebasan untuk memilih apa yang Anda masukkan ke dalam tubuh Anda,” lanjut Djokovic.
“Karena prinsip pengambilan keputusan di tubuh saya lebih penting daripada gelar apa pun atau apa pun. Saya berusaha selaras dengan tubuh saya sebisa mungkin,” tambahnya.
Pemain pemegang gelar Grand Slam 20 kali tersebut, memilih untuk kehilangan gelar serta peringkat di dunia Tenis daripada harus melakukan vaksinasi. Ia juga berharap ada cara lain untuk mengakhiri Covid-19 ini.
Kehadrian di Australia Open 2023
Namun, berbeda dengan Australia Open 2023, Djokovic akan kembali ikut dalam perebutan gelar turnamen tersebut.
Pemain yang sudah sembilan kali memegang title Australia Open ini akan kembali berlaga setelah diberi Visa oleh Pemerintah Australia.
“Saya benar-benar ingin pergi ke sana, saya menyesali apa yang terjadi tahun ini dan saya hanya ingin bermain tenis, itulah yang terbaik yang saya lakukan,” ujar Djokovic.
“Australia selalu menjadi tempat di mana saya memainkan tenis terbaik saya, hasilnya berbicara sendiri, jadi saya selalu termotivasi ekstra untuk pergi ke sana,” lanjut Djokovic.
“Kali ini bahkan lebih. Saya mengharapkan jawaban yang positif,” tutup Djokovic. (azi/fau)