Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Shell Masih Perdagangkan Gas Rusia Meski Sudah Janji akan Berhenti

Shell Masih Perdagangkan Gas Rusia Meski Sudah Janji akan Berhenti
Ilustrasi perdagangan gas Rusia. (The Andal Post/Aini)

ANDALPOST.COM — Setelah berjanji untuk menarik diri dari pasar energi Rusia, Shell ternyata masih memperdagangkan gas Rusia selama lebih dari setahun.

Berdasarkan analisis dari kelompok kampanye Global Witness, perusahaan ini terlibat dalam hampir seperdelapan ekspor gas yang dikirimkan Rusia pada 2022.

Penasihat Presiden Ukraina, Oleg Ustenko, menuduh bahwa Shell telah menerima “uang darah”.

Sedangkan, pihak Shell mengatakan, bahwa perdagangan itu merupakan hasil dari, “komitmen kontraktual jangka panjang.”

Disisi lain, seorang juru bicara Shell mengatakan, bahwa langkah yang diambil Shell juga tidak melanggar hukum atau patut diberikan sanksi.

“Shell telah berhenti membeli LNG Rusia di pasar spot, tetapi masih memiliki beberapa komitmen kontrak jangka panjang. Ini sepenuhnya sesuai dengan sanksi, undang-undang dan peraturan yang berlaku di negara tempat kami beroperasi,” jelasnya.

Pada 9 Mei, sebuah kapal besar yang mampu membawa sebanyak lebih dari 160.000 meter kubik gas yang dimampatkan menjadi bentuk cair. Sementara alam cair atau LNG harus ditarik keluar dari pelabuhan Sabetta, di semenanjung Yamal, Rusia bagian ujung Utara.

Kargo tersebut dibeli oleh Shell, sebelum menuju tujuan akhirnya yaitu Hong Kong.

Menurut Global Witness, ini merupakan salah satu dari delapan kargo LNG yang dibeli oleh Shell dari Yamal tahun ini.

Tahun lalu, Shell menyumbang sebesar 12% dari perdagangan LNG lintas laut Rusia. Termasuk di antara lima pedagang LNG teratas asal Rusia pada tahun itu.

Permohonan Maaf Shell

Dalam beberapa minggu setelah invasi Ukraina, Shell pada bulan Maret 2022 meminta maaf karena telah membeli kargo minyak Rusia.

Tidak hanya itu, perusahaan minyak raksasa tersebut juga mengatakan bahwa mereka akan menarik diri dari minyak dan gas Rusia.

Dikatakan bahwa mereka akan berhenti membeli minyak Rusia, kemudian menjual bengkelnya dan bisnis lain di Rusia.

Ini termasuk mengakhiri usaha patungannya dengan perusahaan energi raksasa negara Gazprom.

Shell pun menjelaskan bahwa mereka akan memulai penarikan bertahap dari produk minyak bumi Rusia, gas pipa dan LNG.

Akan tetapi, rencana ini memperingatkan Shell bahwa itu akan menjadi tantangan yang kompleks.

Sejak saat itu, Shell terus mengambil kargo LNG dari dua pelabuhan Rusia, satu di Yamal dan satu lagi di Sakhalin di timur jauh.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.