ANDALPOST.COM – Hasil laporan penelitian yang diluncurkan oleh organisasi kesehatan masyarakat, Vital Strategies menggambarkan bagaimana turnamen sepak bola Piala Dunia 2022 dimanfaatkan.
Secara khusus, manipulasi akan promosi bintang pemain sepak bola di industri rokok yang memanfaatkan momen itu dalam segi pembelian dan konsumsi produk ini.
Dalam laporan itu, terdapat gambaran yang dirincikan mengenai kegiatan pemasaran rokok yang dilakukan secara digital melalui media sosial.
Diketahui, kegiatan pemasaran rokok secara digital ini, dilakukan oleh negara Indonesia, India, dan Meksiko. Khususnya, saat pra kegiatan, selama, dan pasca Piala Dunia 2022 di Qatar.
Dalam siaran pers pada Kamis (06/04/2023), Nandita Murukutla selaku Wakil Direktur Kebijakan dan Riset Global Vital Strategies. Tentunya, mengatakan pendapat dia mengenai pemasaran rokok yang menyalahgunakan olahraga.
“Meskipun rokok merupakan antitesis gaya hidup atletis dan kesehatan, pemasaran rokok di platform media sosial terus menyalahgunakan olahraga,” ujar Nandita.
“Serta, menyesatkan dan menjerat pengguna media sosial dengan terus memasarkan produk-produk mematikan tersebut,” sambungnya.
Nandita mengatakan bahwa, ketika aturan promosi di saluran tradisional semakin diperketat. Industri rokok mulai melirik media sosial untuk dijadikan sebagai alat pemasaran.
Keterbukaan Iklan di Media Sosial
Alhasil, para anak muda juga dapat menerima exposure yang diberikan media sosial. Sehingga, industri rokok dapat mengakses keterbukaan tersebut untuk menarik mereka ke dunia rokok.
Pemerintah, bahkan hingga platform media sosial harus bersama-sama memerangi promosi produk berbahaya itu.
Lebih penting lagi, tim olahraga dan bintang pemainnya juga harus dapat bertindak untuk mengkritik pemasaran rokok yang terjadi. Ditambah lagi, melawan dan membetulkan klaim para bintang dari manipulasi industri rokok.
Terpantau, telah ada ratusan kegiatan pemasaran yang diunggah dan terbuka untuk umum dari berbagai media sosial yang beraneka.
Antara lain, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter dari sekitar tanggal 15 September hingga 31 Desember 2022.
Diketahui, analisa singkat laporan tersebut, dilakukan berdasarkan data yang diterima melalui sistem pemantauan media digital.
Yakni, dimiliki oleh Vital Strategies, yaitu Tobacco Enforcement and Reporting Movement (TERM). Tentunya, hal ini memungkinkan organisasi untuk melacak postingan di media sosial.
Besarnya Pemasaran Rokok di Indonesia
Selanjutnya, sebagian besar pemasaran rokok yang bertemakan FIFA itu. Diketahui, sekitar 92% lebihnya itu berasal dari media sosial di Indonesia. Diikuti dengan India 6%, dan Meksiko 2%.
Tentunya, hal itu menunjukkan bagaimana exposure yang diterima oleh netizen Indonesia mengenai iklan rokok.
Tidak hanya itu, industri rokok juga turut mempromosikan acara nonton bareng (nobar) Piala Dunia. Di antaranya, Intersoccer (Gudang Garam) dan Super Soccer (Djarum).
Acara-acara ini lalu disebar dan dipromosikan secara massal oleh akun-akun di media sosial, yang berdampak pada ‘keikutsertaan’ seluruh golongan masyarakat.
Bahkan, promosi itu pun sampai hingga gerai salah satu minimarket nasional terbesar di Indonesia, yakni Indomaret.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.