Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Simak, Kontroversi Kandungan Makanan Kaleng: Amankah untuk Dikonsumsi?

Ilustrasi makanan kaleng di rak | Sumber: Pinterest

ANDALPOST.COM – Pada era zaman ini, banyaknya orang yang tidak mempunyai waktu, khususnya untuk memasak. Alhasil, dengan adanya makanan yang dikemas dalam bentuk kaleng, hal ini dapat memudahkan orang untuk memasak.

Tentunya, jenis makanan ini memungkinkan orang-orang untuk bisa makan lengkap, tanpa membuang waktu.

Selain alasan utamanya, yaitu praktis dan enak dimasak. Makanan kaleng memiliki tanggal kadaluarsa yang cukup lama, sehingga aman disimpan berbulan-bulan. 

Tidak heran, kini banyak orang beralih memilih jenis makanan ini sebagai menu sehari-hari, secara khusus selama pandemi

Namun, apakah mengonsumsi makanan kaleng itu aman bagi kesehatan?

Apa itu Makanan Kaleng?

Makanan kaleng adalah jenis tipe pangan yang sebelumnya sudah diproses, dikemas, dan disegel dalam wadah kedap udara. Dalam rangka, membantu memperpanjang umur simpannya.

Diketahui, proses tersebut sudah digunakan sejak abad ke-18 untuk memberikan tentara makanan yang aman dan seimbang selama masa perang. 

Ditambah pula, buah, kacang-kacangan, daging, ikan, dan sayuran adalah jenis makanan kaleng umum, yang mungkin Andalpeeps temukan di rak supermarket.

Selanjutnya, dalam proses pengalengan makanan, biasanya harus menggunakan suhu yang tinggi. Akan tetapi, hal ini mengakibatkan kandungan vitamin yang ada, terlarut dalam air. 

Beberapa vitamin yang terpengaruhi saat proses ‘pengalengan’, khususnya C dan B yang rusak. Alhasil, vitamin-vitamin itu pada umumnya gampang rusak apabila terkena suhu panas dan udara.

Selain itu, dikutip dari beberapa sumber, tidaklah sering ditemukan bakteri berbahaya yaitu Clostridium botulinum apabila makanan kaleng tersebut tidak diproses dengan benar.

Lalu, apabila seseorang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, mereka dapat menerima penyakit botulisme. Yakni, penyakit (dari bakteri Clostridium botulinum) yang dapat menimbulkan kelumpuhan otot.

Alhasil, untuk meningkatkan ketahanan produk kaleng. Biasanya, mereka dikemas dengan bahan pengawet, dan juga tinggi natrium. 

Tanggapan Arielle, Ahli Diet

Arielle Kestenbaum, seorang RD, CDN (Certification as Dietitian/Nutritionist), yang meluncurkan FareMeals.com. Ungkap bahaya yang didapatkan apabila orang mengkonsumsi terlalu banyak natrium.

“Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan efek negatif pada tekanan darah dan kondisi terkait jantung lainnya. Serta, juga dapat menyebabkan retensi air yang dapat menyebabkan pembengkakan,” kata Arielle.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.