Alhasil, dengan menggunakan opsi yang ada. AI dapat mendeteksi serangan, seperti mendeteksi pengaruh yang disebarluaskan di dunia maya.
Salah satu contoh pengaruh itu, bisa dilihat oleh pemerintah asing, ketika melakukan kampanye dengan informasi palsu atau salah.
Akhirnya, terdapat juga ajakan bahwa dibutuhkannya suatu kolaborasi dari pemikiran terbaik setiap orang dengan teknologi yang ada. Tentunya, untuk memerangi segala hal yang mengancam, khususnya di dunia siber saat ini.
Persaingan Kompetitif di Bidang Kecerdasan Buatan
Seperti yang dijelaskan oleh Brad Smith, mengenai banyaknya perusahaan yang melakukan perkembangan dalam bidang AI. Ia juga menyebutkan tiga perusahaan yang berada di garis terdepan dalam pengembangan kecerdasan buatan ChatGPT.
“Ada tiga perusahaan yang berada di garis depan mutlak, satu Open AI bermitra dengan Microsoft, satu lagi Google. Dan yang ketiga Akademi Kecerdasan Buatan Beijing (BAAI),” jelas Smith.
Smith sendiri menjelaskan, akan adanya kemungkinan mengenai kemunculan perdebatan di tengah masyarakat terkait siapa yang paling unggul.
Secara khusus, dalam persaingan dalam AI dari tiga perusahaan yang disebutkan dalam jangka waktu satu tahun.
Akan tetapi, Smith berargumen bahwa, tentunya akan ada gap atau celah antar perusahaan-perusahaan tersebut. Alhasil, penyusulan teknologi akan terjadi dalam jangka waktu bulanan, bukan tahunan.
Sebagaimana demikian, akan ada persaingan besar-besaran dari setiap perusahaan untuk melakukan pengembangan dengan inovasi-inovasi terbaru mereka. Dengan, karakter yang sangat kompetitif. (ben/adk)