ANDALPOST.COM – Komitmen yang dimiliki oleh PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai pemegang saham.
Nilai pemegang saham ini sesuai dengan cita-cita dari program Transformasi Bisnis.
Nilai ini berlandaskan beberapa penerapan, yaitu tata kelola (Governance), manajemen risiko (Risk), serta kepaturan (Compliance) perusahaan yang baik.
Dalam penerapan manajemen risiko ini, pihak manajemen dari WSBP memiliki fokus upaya untuk memperkuat mitigasi timbulnya risiko.
Lebih spesifiknya, risiko ini mengenai risiko keuangan yang dapat memberikan ancaman dalam kegiatan usaha WSBP.
Salah satu contoh fokus ancaman ini adalah risiko gagalnya perusahaan dalam membayar kewajiban kepada para kreditur dan juga vendor.
Fandy Dewanto selaku Wakil Presiden dari Sekretariat Perusahaan menegaskan bahwa manajemen WSBP ini telah mengimplementasikan strategi untuk memitigasi timbulnya risiko gagal bayar.
Komitmen yang dilakukan ini merupakan upaya yang memastikan kalau pemenuhan hak-hak kreditur dan vendor terjalankan.
“Manajemen berkomitmen untuk memastikan pemenuhan hak-hak para kreditur dan vendor melalui penyempurnaan proses bisnis dan penguatan tata kelola serta manajemen risiko,” ucapnya.
Strategi Pengimplementasian untuk Mengurangi Risiko
WSBP telah merancang strateginya untuk diimplementasikan, sebagai upaya untuk memitigasi risiko gagal bayar.
Adapun strategi tersebut mencakup:
- Meningkatkan pangsa pasar proyek non Waskita Group
- Selektif dalam mengambil kontrak kerja atau pesanan baru
- Membentuk komite manajemen risiko
- Meningkatkan efisiensi pada proses produksi
Untuk bagian memperkuat jaringan pemasaran dalam peningkatan pangsa pasar proyek non Waskita Group, ini merupakan proyek yang berasal dari Pemerintah, BUMN, dan Swasta.
Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan WSBP pada satu sumber pendapatan saja.
Implementasi dari strategi ini dapat dilihat melalui capaian kontrak baru WSBP per bulan Mei 2023, di mana terdapat sekitar 66% kontrak baru diperoleh perusahaan yang berasal dari proyek Non Waskita Group.
Selain diversifikasi portofolio pelanggan, WSBP juga sangat selektif dalam mengambil pesanan atau mengikuti proyek baru.
Selain itu, dijalankan juga oleh perusahaan, due diligence yang dilakukan secara komprehensif mengenai kemampuan finansial calon pelanggan.
Langkah ini diambil guna mengurangi timbulnya risiko gagal bayar dari pelanggan kepada WSBP, yang memiliki dampak kepada kondisi keuangan perusahaan.
“WSBP berupaya meminimalisir piutang tak tertagih dari pelanggan. Oleh sebab itu, kini kami meningkatkan kehati-hatian dalam melaksanakan proyek baru,” tutur Fandy.
“Kami analisa kelayakan proyek dan kemampuan bayar dari calon pelanggan,” tambahnya.
Analisa oleh WSBP untuk Jalankan Pengimplementasian Mitigasi Risiko
Cara WSBP menjalankan analisanya adalah dengan membentuk Tata Kelola dan Manajemen Risiko atau Komite TKMR.
Komite ini berisikan anggota personil dari berbagai bidang seperti teknis operasional, keuangan, K3LMP, hingga dari bidang hukum.
Kemudian, komite ini bertugas untuk menganalisa kelayakan proyek atau pesanan baru, serta memformulasikan langkah-langkah mitigasi atas risiko yang mungkin timbul di tengah pengerjaan pesanan.
“Proyek atau pesanan baru WSBP terlebih dahulu ditelaah secara mendalam oleh anggota Komite, dengan tanpa mengurangi agilitas WSBP dalam menangkap peluang pasar,” jelas Fandy.
Lebih lanjut, WSBP juga meningkatkan efisiensi proses produksi agar margin keuntungan yang diperoleh meningkat dari setiap pesanan dan proyek yang dikerjakan. (ala/fau)