Kontroversi tersebut semakin berkembang mengingat bagaimana berjalannya bisnis dan politik di China yang saling mengikat satu sama lain.
Melihat hal tersebut, Internet 2.0 melakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat keterlibatan koneksi server China dan tempat penyimpanan data TikTok.
Studi tersebut mengatakan masih belum bisa memastikan hal tersebut, dimana, server China dijalankan oleh Guizhou Baishan Cloud Technology Co., Ltd, yang merupakan perusahaan cloud dan siber milik China.
Kelanjutan penelitian tersebut hanya koneksi IOS yang memiliki hubungan dengan server China sedangkan Android tidak memiliki koneksi langsung terhadap China dalam data yang diteliti.
Diterangkan juga koneksi server IOS bukan hanya langsung kepada China melainkan kepada negara lain juga sebagai subdomain dalam server IOS.
Melihat tersebut, dapat dibilang bahwa koneksi antara TikTok dan pemerintah China dalam mengelola data pengguna masih belum bisa dipastikan mutlak.
Dalam hasil penelitian Internet 2.0 dapat merenggangkan kontroversi yang tersebar, di mana koneksi terhadap China hanyalah server IOS.
Selanjutnya koneksi tersebut tidak hanya tersambung kepada China saja melainkan ke negara-negara lainnya sebagai subdomain IOS.
Dalam kesimpulan studi Internet 2.0, mereka menyarankan adanya penghapusan terhadap beberapa akses dan pengumpulan data perangkat yang tidak diperlukan demi kelancaran aplikasi.
Studi tersebut juga memaparkan bahwa aplikasi TikTok tidak mengutamakan privasi. Di mana terdapat beberapa izin dan pengumpulan perangkat aplikasi yang dirasa mengganggu kenyamanan pengguna. (ben/fau)