Manfaat Liquid Tree
Tangki yang mampu menampung 600-liter air dan mikroalga yang dapat mengikat karbon dioksida tersebut. Diimplementasikan selain untuk meningkatkan kualitas udara di Beogard diharapkan juga dapat menjadi solusi untuk menghadapi emisi gas rumah kaca.
Proses pengikatan karbon dioksida yang membuat inovasi ini menjadi sebuah alternatif lain dari pohon. Yang dimana secara alami kita selalu mendapatkan oksigen dari hasil fotosintesis yang ada di pohon. Akan tetapi dengan alternatif ini, liquid tree juga dapat menghasilkan oksigen murni melalui proses fotosintesis yang sama.
Hal tersebut dikarenakan mikroalga dapat melakukan fotosintesis di dalam tangkai. Hal itu akan mengubah air dan CO2 yang diikatnya menjadi O2, kemudian dilepaskan ke atmosfer.
Adapun penjelasan lain dari Ivan mengenai penggunaan mikroalga. Penggunaan tersebut merupakan sebuah langkah yang 10 hinggga 50 kali lebih efisien daripada pohon.
“Meskipun mikroalga lebih efisien dalam mengikat karbon dioksida daripada tanaman biasa, pohon memiliki volume yang lebih besar. Dan kepadatan biomassa yang lebih tinggi karena sistem kami melibatkan banyak air. Itu sebabnya satu Liquid 3 dapat menggantikan satu pohon dewasa terkait kapasitas mengikat karbon dioksida.” terang Ivan dalam menjelaskan bagaiman melihat keberadaan Liquid Tree dan pohon.
Dengan begitu, terdapat juga penekanan dalam prosesnya. Keberadaan dari Liquid Tree hanyalah sebagai suatu alternatif untuk menghasilkan oksigen dengan memproduksi O2 yang berkualitas.
Keberadaan dari tenologi lingkungan ini bukan menjadi suatu alasan agar kita menghilangkan pohon dan menggantikannya dengan teknologi seperti Liquid Tree. (ben/zaa)