ANDALPOST.COM – Per Februari 2023, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menunjukkan bahwa, penyebaran kasus Norovirus berada pada level tertinggi dalam 12 bulan.
Rata-rata selama tiga minggu, terdapat sebanyak 17% tingkat tes yang kembali positif. Kasus. Hal tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan yang pernah terjadi dalam satu tahun terakhir di Amerika Serikat.
Norovirus biasa dikenal sebagai flu perut, padahal virus ini tidak ada hubungannya dengan virus influenza. Akan tetapi, virus ini tetap dikategorikan sebagai virus yang sangat menular.
Di Amerika Serikat, Norovirus merupakan penyebab utama adanya penyakit bawaan. Alasan tersebut dilihat, jika bahan makanan seperti buah-buahan dan sayuran disiram atau dibersihkan menggunakan air yang terkontaminasi, maka mereka juga ikut terkontaminasi.
Norovirus memiliki banyak jenis yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk kita dapat benar-benar kebal akan penyebaran virus ini.
Bahkan, jika misalnya kita telah mengembangkan kekebalan terhadap jenis virus Norovirus tertentu. Para ilmuwan tidak dapat memberi tahu berapa lama kekebalan ini akan bertahan.
Pada bulan Desember tahun lalu, wabah yang terjadi pada beberapa negara bagian Amerika Serikat memiliki hubungan dengan tiram yang dikonsumsi dari Texas yang telah terkontaminasi oleh air yang mengandung partikel Norovirus. Terdapat hingga hampir 300 kasus.
Gejala dan Penyebaran
Biasanya, virus ini memunculkan gejala-gejala pencernaan seperti diare, muntah-muntah, mual dan nyeri perut, hingga demam ringan dan rasa nyeri.
Hanya dengan beberapa partikel saja sudah cukup untuk menyebabkan seseorang menjadi sakit. Selain itu, virus ini juga dengan mudah dapat menyebar melalui permukaan, tangan, makanan dan air.
Berdasarkan informasi CDC, seseorang yang terinfeksi masih dapat menularkan virus ini. Bahkan, sampai hingga setelah 2 minggu sudah merasa sehat kembali.
Jaringan dari departemen-departemen kesehatan pada tiap-tiap negara bagian Amerika Serikat terus diawasi CDC untuk melacak penyebaran Norovirus.
Meskipun angka sekarang meningkat, CDC mengatakan bahwa jumlah kasus dan wabah ini berada dalam rata-rata dari tahun 2012 hingga 2020.
Faktanya, 254 kasus yang dilaporkan dari bulan Agustus 2022 hingga pertengahan Februari 2023, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 313.
Negara ini memiliki rata-rata kasus 20 juta per tahunnya, dengan hampir 110,000 pasien rawat inap, dan 900 angka kematian.
Bukan Wabah Baru
Wabah Norovirus sebenarnya bukan merupakan hal baru, faktanya wabah ini justru umum untuk muncul. Secara khusus, pada periode waktu tertentu, yaitu antara November ke April di Amerika Serikat.
Telah ada beberapa studi yang membuktikan bahwa Norovirus menyebar lebih cepat pada suhu yang lebih dingin. Hal ini menjelaskan mengapa banyak sekali kasus Norovirus yang terjadi pada saat musim dingin.
Pada email yang dikirimkan kepada NBC News oleh Kate Grusich, juru bicara CDC, mengatakan bahwa angka kasus masih aman.
“Laporan wabah norovirus dari departemen kesehatan tiap-tiap bagian negara dan laboratorium-laboratorium klinik, masih menunjukkan angka yang tetap dalam kisaran yang diharapkan untuk tahun ini,” tulis Grusich.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.