Ditambah lagi, Elon Musk selaku ‘Techno King of Tesla’ sempat menemui Perdana Menteri India Narendra Modi pada Juni lalu.
Saat itu, Tesla menyatakan keinginannya untuk berinvestasi dengan membangun pabrik kendaraan listrik baru di India yang nilai investasinya mencapai US$24.000 atau senilai Rp 363 Miliar.
Usai India menolak BYD untuk melakukan investasi, pembicaraan antara Tesla dan juga Pemerintah India semakin intens.
Menurut laporan Reuters, Pembicaraan itu berlanjut selama seminggu terakhir dengan Tesla membahas detail kecil dari rencananya untuk mendapatkan akses ke pasar EV India yang berkembang pesat.
India memang dibidik oleh para perusahaan-perusahaan besar termasuk industri kendaraan listrik. Apalagi persaingan di industri kendaraan listrik sangat ketat.
Pada tahun 2022 kemarin, Tesla menargetkan penjualan mobil listriknya mencapai 20 juta mobil secara global pada tahun 2030.
Namun untuk mencapai target tersebut, Tesla menghadapi tantangan yaitu ketidakmampuan dirinya memperluas pabriknya di Shanghai.
Di pasar China pun Tesla bertarung kuat dengan perusahaan kendaraan listrik lokal yaitu BYD.
BYD adalah penjual EV dan plug-in hybrid terbesar di dunia pada tahun 2022 dengan total 1,86 juta unit, sebagian besar di China. Ini membuntuti Tesla dalam hal penjualan mobil listrik.
“Tesla melihat persaingan terutama dengan BYD, dan keduanya berkembang secara global dengan sangat cepat,” kata Gaurav Vangaal dari S&P Global Mobility. (paa/ads)