ANDALPOST.COM – Kepala Olimpiade Thomas Bach dengan tegas menolak permintaan Volodymyr Zelensky untuk melarang atlet Rusia turut berpartisipasi dari Olimpiade Paris.
Invasi antar kedua negara tersebut menimbulkan polemik mengenai keikutsertaan atlet Rusia dalam Olimpiade Paris kian meningkat.
Terlebih usai Thomas Bach turut buka suara atas polemik itu.
“Kendati saya turut merasakan kesedihan dan penderitaan Ukraina, pemerintah nasional tidak boleh memutuskan siapa yang ambil bagian dalam acara olahraga internasional,” beber Bach, Senin (13/2).
Padahal, sebelumnya presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berulang kali menuntut agar atlet Rusia serta Belarusia dilarang berpartisipasi dalam Olimpiade Paris 2024.
Bahkan, Zelensky menyebut kehadiran mereka sebagai manifestasi kekerasan.
Namun, Thomas Bach justru memiliki pandangan lain.
“Bukan pemerintah yang memutuskan siapa yang dapat ambil bagian dalam kompetisi olahraga mana, karena ini akan menjadi akhir dari kompetisi olahraga internasional dan kejuaraan dunia,” imbuhnya.
Sementara itu, pemerintah Ukraina telah bereaksi keras terhadap pengumuman International Olympic Committee (IOC) pada bulan lalu yang menyebut mereka tengah mempertimbangkan partisipasi atlet Rusia dan Belarusia dalam Olimpiade Paris.
Padahal, Ukraina mengatakan sebanyak 228 atlet dan pelatih Ukraina turut menjadi korban atas invasi Rusia.
Sehingga, Ukraina menyebut Rusia hanya akan mencari keuntungan politik dari partisipasi tersebut.
Lebih lanjut, Ukraina mengancam akan mengundurkan diri jika IOC memperbolehkan atlet Rusia hadir dalam kejuaraan internasional itu.
Kendati begitu, Bach mengatakan misi Olimpiade merupakan misi perdamaian.
Begitupun IOC bertujuan untuk menemukan solusi yang memberikan keadilan pada misi olahraga. Misi tersebut yakni guna menyatukan bukan hanya untuk berkontribuasipada lebih banyak konfrontasi.
Kami mendukung 3.000 anggota komunitas Olimpiade Ukraina untuk memiliki tim Ukraina yang kuat di Paris,” tegas Bach.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.