Diketahui atas kejadian yang menimpa David tersebut membuat munculnya tekanan bagi para pejabat negara untuk wajib melaporkan harta kekayaan mereka.
Efek bola salju tersebutlah yang diceritakan Kharen dalam tulisan akun Twitternya mengenai David.
Ia juga menggambarkan suatu situasi di mana si “bantal David” sedang berada di penatu atau tempat pencucian di rumah sakit.
Dalam alur cerita tersebut dia membayangkan adanya percakapan yang terjadi antar sarung bantal di tempat penatu tersebut.
“Anak itu sambil tertidur saja, byk yg berhasil ia tumbangkan. Kau tahu? Ada sekampung pejabat di negeri ini yg rebah. Negara ini sedang bersih2, persis seperti kita di mesin cuci ini!” Kata kain & bantal lain tak kalah antusias.”
Alur cerita ditata dengan nada yang cukup sarkas untuk menyadarkan para pembaca bagaimana efek jangka panjang dari kejadian yang menimpa David.
Percakapan para bantal di penatu dapat menjadi sebuah pengingat bagi pembaca tentang apa yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.
Lanjut, cerita tersebut menjelaskan bagaimana banyaknya berita-berita saat ini yang mencuat kepermukaan dan berakarkan permasalahan David.
Berbagai kekacauan muncul seperti permasalahan bea cukai dan pejabat yang saat ini ramai dihujat ketika melakukan pamer kekayaan. Bahkan gesekan yang terjadi pada Undang-Undang di Indonesia, transaksi trilliunan rupiah yang saat ini masih dalam proses investigasi.
Kharen menjelaskan dampak permasalahan tersebut bagaikan Nabi Daud yang melawan para raksasa dengan menumbangkan para musuh dihadapannya dengan cara yang cerdik.
Tulisan tersebut bagaikan sebuah gambaran kesakitan yang dialami David membuka sedikit demi sedikit kejahatan yang dulunya terkubur di negeri ini. Ia berhasil menggambarkannya melalui percakapan antar bantal sebagai perumpamaan. (ben/fau)
