Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Upaya Promotif dan Preventif dalam Transformasi Layanan Kesehatan Dukung Kesejahteraan ODGJ

Penanganan ODGJ (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM – Program transisi layanan kesehatan jiwa yang berfokus pada promotif dan preventif merupakan salah satu program Kemenkes yang saat ini tengah digencarkan. 

Adapun salah satu sasaran program ini ditujukkan untuk menyejahterakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). 

Komitmen dalam upaya menjalankan program tersebut diimplementasikan melalui penandatanganan suatu pilot project. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah baru-baru ini melakukan penandatanganan tersebut dalam acara Kick-Off Pengembangan Model Layanan Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat di Manado, Sulawesi Utara.

Faktanya, Kemenkes mengungkapkan bahwa orang yang memiliki gangguan jiwa sering menerima perilaku diskriminatif dan perlakuan yang semena-mena dari orang lain.

Berangkat dari permasalahan tersebut, muncul solusi untuk memberikan layanan terapi media yang sesuai untuk pasien dengan penyakit jiwa. 

Hal ini diimplementasikan melalui perkembangan ilmu dan teknologi, harapannya agar mudah diterima oleh lingkungan sosial pasien tersebut.

Melalui pilot project ini, adanya layanan penanganan kesehatan jiwa bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dan meminimalisir rawat inap di rumah sakit. 

Guna memaksimalkan pemanfaatan layanan penanganan kesehatan jiwa, maka dibutuhkan juga peran dan dukungan keluarga beserta lingkungan sekitar. 

Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya tindakan-tindakan diskriminatif sehingga layanan lebih bersifat humanis dapat diterima oleh pasien. 

Upaya tersebut juga membantu pasien untuk melewati masa pemulihan agar bisa menjalani hidup dengan normal.

ODGJ mendapatkan perlakuan diskriminatif dari keluarga dan masyarakat| sumber situs surabayat

“Kesehatan jiwa berbasis masyarakat tetap perlu memastikan layanan kesehatan jiwa yang komprehensif, baik bagi mereka yang mengalami gangguan mood (seperti depresi dan bipolar), ansietas, skizofrenia, maupun gangguan neurodevelopmental seperti autisme, gangguan neurodegeneratif seperti dementia, maupun adiksi NAPZA. Kesehatan jiwa haruslah untuk semua,” jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melalui situs resmi Kemenkes pada Sabtu (28/10/2023).

Pilot Project Pertama di Manado

Transformasi kesehatan jiwa untuk mendekatkan akses dan menjangkau pasien berpenyakit jiwa saat ini tengah digiatkan di seluruh Indonesia. Semua pihak yang terlibat bersepakat untuk mengadakan pemulihan pasien dengan gangguan jiwa melalui pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat. 

Guna mewujudkan upaya ini, maka muncul sebuah Pilot Project yang pertama kalinya dicanangkan di Manado. Tujuannya untuk memfokuskan penanganan kesehatan jiwa dari hilir ke hulu. 

Hal ini disampaikan oleh Maria Endang Sumiwi, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat.

“Kita juga sudah mendapatkan melalui ketua lingkungan di Kota Manado sudah dilakukan pendataan keluarga, sehingga untuk menjalankan pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat, kita juga ingin bergandengan dengan ketua lingkungan, terutama ketika ingin mendukung saudara kita dengan gangguan mental yang akan kembali ke masyarakat,” ujar Dirjen Kesehatan Masyarakat.

Kemudian ia juga menambahkan bahwa upaya yang harus dikejar adalah berbasis promotif preventif, bukan kuratif.

Dalam pelaksanaannya dijalankan dari sisi hulu hingga ke hilir secara berurutan. Upaya ini harus dijalankan dengan tepat agar penanganan pasien berpenyakit jiwa juga tidak terlambat.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.