Di samping itu, disampaikan bahwa Pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Turki. Koordinasi dilakukan guna menyesuaikan kebutuhan dengan bantuan yang akan diberikan.
“Selain itu, rencana bantuan juga akan disiapkan oleh Pemerintah untuk Suriah. Rapat-rapat koordinasi sudah dilakukan Pemerintah dalam rangka membantu korban bencana gempa bumi di Turki dan Suriah,” tutup Retno.
Dilaporkan sebelumnya, pada tanggal 6 Februari 2023 gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah. Hingga berita ini ditulis, jumlah total korban meninggal dunia di Turki dan Suriah melebihi 17.000 jiwa.
Dengan jumlah korban jiwa sebanyak itu, gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah disebut-sebut sebagai salah satu bencana terburuk abad ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dalam unggahan akun Instagram @infobmkg menyebut fenomena tectonic escape sebagai penyebab gempa Turki dan Suriah.
Istilah tersebut merujuk pada pergerakan Lempeng Arab yang menekan Lempeng Anatolia ke arah barat laut. Hal tersebut menyebabkan Lempeng Anatolia bergeser ke barat.
“Wajar jika Sesar Anatolia Timur dengan laju geser 16 mm/tahun mampu mengakumulasi tegangan kulit bumi dan rilis energi sebagai gempa dahsyat,” tulis BMKG. (lth/fau)