ANDALPOST.COM – Pada pertengahan Mei lalu, Bank Indonesia (BI) baru saja merilis Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Triwulan I 2023. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2023 tercatat sebesar 402,8 miliar dolar AS.
Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia pada triwulan I 2023 secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9% (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 4,1% (yoy).
Nilai fantastis tersebut juga sempat mendulang banyak komentar dari para elit-elit publik. Utang negara yang nominalnya besar tersebut dikhawatirkan oleh masyarakat tidak terkendali mengingat jumlah cicilan Indonesia yang nilainya hampir Rp 1000 Triliun per tahun.
Lantas, negara mana sajakah pemberi pinjaman kepada Indonesia?
Dilansir dari rilis Bank Indonesia mengenai statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI) edisi Mei 2023 pada situs web Bank Indonesia berikut negara pemberi utang kepada Indonesia.
Cukup mengejutkan, Jepang datang menjadi pemberi pinjaman terbesar kepada Indonesia dengan nilai US$ 8,5 miliar atau setara dengan Rp 127,1 triliun. Di pertengahan tahun 2022 lalu, Presiden Joko Widodo sempat menemui Perdana menteri Kishida Fumio.
Dalam kesempatan tersebut Pemerintah Jepang menyepakati peminjaman dana kepada Indonesia sebesar Rp 4,8 Triliun. Uang tersebut digunakan oleh Indonesia untuk proyek mitigasi bencana dan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Negara di posisi kedua yang memberi pinjaman kepada Indonesia ialah Jerman. Meski jarang disinggung, negara asal Eropa ini memberi pinjaman cukup besar kepada Indonesia yaitu US$ 3,8 miliar atau setara dengan Rp57,6 Triliun.
Bahkan negara yang selama ini selalu dieluh-eluhkan sebagai pemberi pinjaman kepada Indonesia terlempar di posisi keempat. Sebab, China tercatat hanya memberikan pinjaman sebesar US$ 1,3 miliar (Rp20,4 triliun).
Berikut 10 negara pemberi utang terbesar kepada Indonesia per Maret 2023:
1. Jepang US$8,5 miliar (Rp127,1 triliun)
2. Jerman US$3,8 miliar (Rp57,6 triliun)
3. Prancis US$2,4 miliar (Rp35,8 triliun)
4. China US$1,3 miliar (Rp20,4 triliun)
5. Australia US$1,1 miliar (Rp17,1 triliun)
6. Korea Selatan US$867 juta (Rp12,9 triliun)
7. Amerika lainnya US$809 juta (Rp12 triliun)
8. Singapura US$513 juta (Rp7,6 triliun)
9. Eropa lainnya US$354 juta (Rp5,2 triliun)
10. Hong Kong US$317 juta (Rp4,7 triliun)
Indonesia memperuntukkan pinjaman tersebut ke beberapa sektor seperti pertanian, pertambangan, manufacturing, pengadaan listrik dan gas, konstruksi, hingga jasa-jasa lainnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.