Ketakutan masyarakat akan naiknya harga beras disebabkan jika Vietnam benar-benar mengurangi ekspor beras, maka ketersediaan beras di Indonesia menjadi sangat minim.
Meski begitu, Pemerintah Vietnam berkomitmen akan terus mengekspor beras hingga 2025 nanti. Sedangkan untuk alokasinya, Asosiasi Pangan Vietnam, yang mewakili pengolah dan pengekspor beras, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pemerintah mengatakan Vietnam akan fokus pada produksi beras berkualitas tinggi, harum dan beras ketan. Pihak Vietnam juga mengatakan akan melakukan itu sambil mengurangi produksi biji-bijian berkualitas rendah. Produksi biji-bijian yang berkualitas rendah tersebut akan dikurangi menjadi 15 persen dari total produksi pada tahun 2025 dan menjadi 10 persen pada tahun 2030.
Hingga saat ini, Indonesia memang masih bergantung pada impor beras karena jika bergantung dengan hasil padi Indonesia maka akan sangat sulit memenuhi permintaan pasar. Pernyataan Indonesia adalah negara agraris memang cukup paradoks jika ditambah dengan narasi Indonesia membutuhkan Impor beras dari luar negeri.
Indonesia membutuhkan impor beras ini dikarenakan beberapa faktor mulai dari jumlah penduduk yang sangat banyak. Produksi beras dalam negeri yang mengalami penurunan kuantitas (jumlah) akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perumahan.
Hal ini menyebabkan pemerintah mengimpor beras untuk dijadikan persediaan apabila terjadi kekurangan. (paa/zaa)