Identifikasi Spesies
Selama melakukan identifikasi dari cara penguburan di dalam gua tersebut, para peneliti juga menemukan simbol pada dinding yang diperkirakan telah berumur antara 241.000 hingga 335.000 tahun. Namun, terkait dengan ukiran simbol yang berada di dinding gua masih dalam penelitian lebih dalam. Hal ini bertujuan untuk melihat penanggalan yang lebih tepat.
Para peneliti mengatakan bahwa bentuk dari ukiran simbol itu terlihat seperti garis-garis silang yang membentuk geometris.
Setelah melakukan perluasan area, peneliti menemukan simbol yang sama di gua lain yang diduga diukir oleh Homo Sapiens pada 80.000 tahun lalu dan Neanderthal pada 60.000 tahun lalu. Ukiran simbol tersebut diperkirakan sebagai cara mereka dalam merekam dan berbagi informasi.
“Temuan baru-baru ini menunjukkan penguburan yang disengaja, penggunaan simbol, dan aktivitas pembuatan makna oleh Homo Naledi. Tampaknya kesimpulan yang tak terhindarkan bahwa dalam kombinasi mereka menunjukkan bahwa spesies kerabat manusia purba berotak kecil ini melakukan praktek kompleks yang berkaitan dengan kematian,” jelas Berger, ia merupakan penulis utama dalam penelitian ini dari dua rekan penulis.
Kemudian Berger melanjutkan, “Itu berarti bukan hanya manusia yang tidak unik dalam pengembangan praktek simbolik, tetapi bahkan mungkin tidak menciptakan perilaku seperti itu,”
Penelitian Dilakukan Lebih Lanjut
Untuk melakukan penelitian lebih mendalam, Berger dan tim telah melakukan pemetaan lebih dari 2,5 mil (4 Kilometer). Gua ini memiliki kedalaman vertical 328 kaki (100 Meter) dan melebar lebih dari 656 kaki (200 Meter), ujar Seorang ahli geologi Dr. Tebogo Makhubela dan juga seorang dosen senior geologi di Universitas Johannesburg.
Lebih lanjut, Dr. Keneiloe Molopyane, seorang penjelajah National Geographic mengatakan bahwa kedalaman gua ini memiliki jurang yang curam dan mematikan. Lorong-lorong kecil yang membuat manusia melakukan perayapan dan sebuah terowongan berukuran 131 kaki (40 Meter) dengan lebar 9,8 inci (25 Centimeter), menyebabkan para peneliti merangkak untuk dapat masuk ke dalamnya.
“Itu merupakan pengalaman yang buruk dan juga luar biasa yang pernah terjadi di hidup saya,” kata Berger.
“Aku hampir mati di dalam sana, tetapi itu sepadan dengan penemuan ini. Namun, aku pikir hal yang paling penting adalah bahwa perjalanan ini tidak akan sesulit ini bagi Homo Naledi,” tutupnya. (zaa/rge)