Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

WHO Apresiasi Benin dan Mali yang Berhasil Eliminasi Penyakit Trakoma Menggunakan Strategi SAFE

Seorang Ibu di Gambia mendapatkan pengecekan kesehatan mata untuk NTD (Sumber: Gambia Eye Health Programme via WHO.int)

Selain trakoma, Benin telah mengintegrasikan pencegahan eliminasi trakoma menggunakan penerapan yang juga diterapkan terhadap penyakit tropis terabaikan (neglected tropical diseases/NTDs) lainnya.

Setelah dracunculiasis yang dieliminasi pada 2009 dan trypanosomiasis gambiense Afrika pada 2021, trakoma merupakan penyakit NTD ketiga yang berhasil dieliminasi di Benin.

Kemudian untuk Mali, negara tersebut telah survei mengenai dampak dan pengawasan terhadap trakoma itu sendiri. Serta telah meluncurkan langkah-langkah pencegahan untuk mencapai target eliminasi.

Mali berhasil mencapai dan menjalankan upaya-upaya ini terlepas dari adanya tantangan keamanan di wilayah utara negara. Juga pergolakan sosial politik yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Selain itu, trakoma merupakan penyakit NTD pertama di Mali yang berhasil diberantas. Lantas menjadi satu dari 47 negara sebagai yang berhasil menghapus setidaknya satu NTD di negaranya.

Direktur Program NTD Global WHO, Dr. Ibrahima Socé Fall, turut menyampaikan apresiasinya kepada kedua negara ini atas keberhasilannya dalam bidang kesehatan.

“Ini merupakan pencapaian kesehatan masyarakat yang menakjubkan. Benin dan Mali telah menunjukkan bagaimana keinginan politik yang kuat, integrasi lintas sektor, pengawasan dan keterlibatan masyarakat dapat bekerja sama untuk mencapai eliminasi penyakit,” tuturnya.

Trakoma sebagai Penyebab Infeksi Utama Kebutaan

Trakoma merupakan penyebab infeksi utama adanya kebutaan yang dipicu oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Seringkali ditemukan di daerah termiskin dan pedesaan yang paling dalam di Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Asia, Pasifik Barat, dan Timur Tengah.

Afrika sendiri telah terkena dampak trakoma secara tidak proporsional dengan 111 juta orang yang tinggal di daerah berisiko. Angka tersebut mewakili sebanyak 89% dari beban trakoma secara global.

Infeksi penyakit ini disebarkan dari orang ke orang melalui jari, kotoran. Serta lalat yang telah terkontaminasi yang bersentuhan dengan kotoran dari mata atau hidung orang yang terinfeksi.

Faktor lingkungan yang menjadi penyebab penyebaran trakoma adalah kebersihan yang buruk, rumah yang terisi terlalu padat. Lalu akses air yang tidak memadai, serta kurangnya fasilitas penggunaan produk sanitasi yang layak. (ala/ads)