ANDALPOST.COM – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengungkapkan bahwa, terdapat penemuan baru terkait dugaan penyebaran obat batuk sirup beracun yang telah tersebar di berbagai negara saat ini.
Disebutkan bahwa penyebaran obat batuk sirup beracun itu dapat menjadi sebuah bahaya kesehatan dalam skala global yang baru. Mengingat bagaimana obat tersebut sudah mulai tersebar di berbagai negara saat ini.
Dalam menyikapi hal tersebut berdasarkan laporan media, disebutkan bahwa pihak WHO sudah melakukan kerjasama dengan enam negara. Hal ini bertujuan untuk melakukan penyelidikan terhadap obat sirup beracun itu.
Kerjasama yang dilakukan dengan enam negara tersebut juga bertujuan untuk melakukan pelacakan. Pelacakan tersebut dilakukan terhadap obat yang berkonotasi diberikan kepada anak-anak dan memiliki dampak yang mematikan.
Obat Beracun yang Sudah Tersebar
Badan Kesehatan Dunia itu sendiri sudah menyebutkan bahwa pada saat ini, telah terdapat kurang lebih sembilan negara yang menjadi tempat penyebaran obat batuk sirup beracun itu.
Terdapat pula kemungkinan bahwa bukan hanya sudah sampai di negara-negara tersebut. Akan tetapi, obat-obatan tersebut sudah melalui proses penjualan atau pendistribusian.
Hal tersebut dapat dilihat bahwa WHO mengungkapkan fakta bahwa terdapat 300 bayi di tiga benua pada tahun lalu berkaitan dengan obat-obatan tersebut.
Ketua tim dari WHO yang bertanggungjawab untuk kasus obat-obatan di bawah standar yang telah ditetapkan hingga obat palsu. Rutendo Kuwana selaku ketua tim WHO menolak untuk mengatakan siapa saja enam negara yang bekerjasama dengan WHO untuk melakukan penyelidikan.
Rutendo Kuwana juga menjelaskan bahwa setiap obat-obatan yang terkontaminasi masih bisa ditemukan dalam beberapa tahun mendatang.
Hal tersebut dikarenakan adanya perkiraan bahwa setiap tong obat-obatan yang terkontaminasi, masih terdapat di gudang penyimpanan.
Lebih lanjut lagi, sirup obat batuk dengan bahan propilen glikol memiliki masa penyimpanan hingga dua tahun.
“Ini adalah resiko yang berkelanjutan,” ujar Kuwana.
Obat Beracun
Obat-obatan beracun ini biasanya didapatkan karena adanya pelaku yang tidak bertanggungjawab. Pelaku telah mengganti propilen glikol dengan bahan alternatif beracun yang dimasukan kedalam bahan pembuatan obat.
Selain itu bahan tersebut juga seringkali diganti dengan etilen glikol dan dietilen glikol, karena harganya lebih murah, jelas beberapa pakar manufaktur farmasi.
Penggunaan bahan-bahan alternatif tersebut merupakan bahan yang beracu. Hal ini dikarenakan, bahan-bahan yang digunakan seringkali ditemukan dalam minyak rem yang pada dasarnya tidak diperuntukan dikonsumsi oleh manusia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.