Di sisi lain, Co-founder dan Chief Executive Officer, Lei Jun, telah menjadikan kendaraan listrik pedoman Xiaomi untuk pertumbuhan di masa depan. Yakni, menjanjikan investasi US$10 miliar dan membentuk perusahaan terpisah untuk usaha tersebut.
“Xiaomi membuat kemajuan di lapangan,” kata Wang tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Proyek itu akan memakan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil. Sebab, perusahaan bergantung pada pemulihan belanja konsumen, untuk elektronik dan menghidupkan kembali ekonomi yang lemah.
Bahkan, para pemimpin global pun tidak terhindar, seperti Samsung Electronics Co, menyebut penurunan penjualan handset di China sebagai hambatan pada bisnis komponennya.
Lalu, Apple Inc akan memproduksi setidaknya tiga juta handset iPhone 14, lebih sedikit dari yang diperkirakan tahun ini. Lantaran, adanya permintaan yang lebih rendah untuk versi model yang lebih murah.
Diketahui, saham Xiaomi telah kehilangan setengah nilainya dalam satu tahun terakhir, dengan kapitalisasi pasar sekitar US$31 miliar.
Tetap saja, hal itu masih bernasib lebih baik daripada beberapa pesaing pembuat telepon domestiknya, seperti Oppo dan Vivo. Hal ini terjadi berkat jejak dan distribusi internasionalnya yang lebih luas.
Terakhir, terkait penjualan handset Android. Xiaomi bertarung dengan Samsung di pasar internasional yang diperkirakan tidak akan segera pulih, terutama di China. (wan/fau)