Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Zara Hadapi Serangan Atas Kampanye Iklan yang Mirip Konflik di Gaza

Zara yang menghadapi tekanan usai kampaye kontroversi yang diunggah pada Minggu (10/12) Sumber: Strategyzer

ANDALPOST.COM — Sejak akhir pekan lalu, Zara bergulat dengan reaksi keras atas kampanye iklan terbarunya, “The Jacket,” yang merupakan bagian dari seri Atelier.

Kampanye ini menampilkan model Kristen McMenamy berpose di tengah-tengah manekin yang dibungkus kain putih dan plastik, dengan latar belakang patung-patung dengan anggota badan dan puing-puing yang hilang. 

Citra tersebut telah menarik perbandingan yang mencolok dengan kehancuran yang disaksikan dalam konflik Israel-Gaza. Juga memicu tuduhan bahwa Zara meremehkan gawatnya situasi.

Tidak hanya itu saja, kampanye yang diunggah oleh Zara di Instagram tersebut juga menampilkan serbuk-serbuk debu yang mirip dengan bekas puing dan reruntuhan rumah yang hancur akibat diserang oleh Israel. 

Meski begitu, Zara berdalih bahwa alasan dibalik kampanye “The Jacket” sebagai sebuah latihan dalam desain terkonsentrasi. Di mana dirancang untuk menampilkan aspek terbaik dari kemampuan kreatif dan manufaktur Zara. Zara Atelier menawarkan satu pakaian, enam cara dan dengan kemungkinan tak terbatas.

Kontroversi tersebut semakin memanas ketika Otoritas Standar Periklanan (ASA) menerima masuknya 50 keluhan mengenai kampanye tersebut. 

“Kami telah menerima 50 pengaduan tentang iklan ini. Pengadu berpendapat bahwa gambar tersebut merujuk pada konflik Israel-Hamas saat ini dan bersifat ofensif,” ungkap salah seorang juru bicara ASA. 

Seniman Palestina Hazem Harb, terkejut dengan ketidakpekaan yang ditampilkan, yakni menyerukan boikot terhadap merek tersebut. 

Hazem Harb mengkritik keras penggunaan kematian dan kehancuran sebagai latar belakang semata-mata untuk mode sebagai “di luar kejahatan.” 

Sementara Platform media sosial dipenuhi dengan #BoycottZara hashtag, dengan pengguna membanjiri akun Instagram Zara dengan bendera Palestina dan seruan keras untuk boikot.

Meskipun kemarahan meningkat, Zara tetap diam, tidak memberikan tanggapan resmi terhadap kritik yang meningkat. Atelier pun telah menghilang secara misterius dari aplikasi dan situs web perusahaan. 

Namun, kurangnya komunikasi dari Zara hanya memicu api ketidakpuasan di kalangan konsumen dan aktivis.

ASA, di tengah-tengah kontroversi, telah mengkonfirmasi bahwa mereka secara aktif meninjau keluhan tetapi belum meluncurkan penyelidikan formal terhadap iklan tersebut. 

Badan pengawas akan memainkan peran penting dalam menentukan apakah kampanye Zara melanggar standar periklanan, dan industri akan mengawasi hasilnya dengan cermat.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.