Troy Hunt seorang kreator situs pemberitahuan pelanggaran @haveibeenpwned mengatakan bahwa tidak ada petunjuk mengenai identitas atau lokasi sang peretas.
“Tidak ada titik terang di sini, hanya mengkonfirmasi bahwa begitu data ada di luar sana, data itu akan diedarkan kembali dan disalahgunakan berulang kali,” jelas Troy melalui akun Twitternya @troyhunt pada Jumat (06/01/23).
“Alamat-alamat in hanya ada di data Twitter (yang telah terkelupas) karena sudah disusupi di tempat lain, sehingga siklusnya berlanjut,” tambahnya.
Namun, Troy menyampaikan bahwa data tersebut diambil menggunakan sistem kode pemrograman Twitter (API) versi 2021.
Lebih dari 200 juta data Twitter yang diretas ini diambil dari API yang rentan pada tahun 2021.
Meskipun demikian, pada 200 data itu tidak ada kebocoran yang mengungkapkan nomor telepon, kata sandi, dan data penting lainnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.