ANDALPOST.COM — Pejabat Negara Nigeria mengungkapkan, sebuah kapal yang diduga kelebihan muatan dilaporkan terbalik di wilayah tengah utara Nigeria pada Selasa (13/6/2023). Akibat dari insiden tersebut, setidaknya 50 orang tenggelam.
Menurut beberapa orang sekitar yang tinggal di daerah tersebut mengatakan, kapal kayu itu sedang mengangkut orang untuk menyebrangi sungai ke daerah bagian Kwara setelah upacara pernikahan yang dihadiri di daerah Niger.
“Ada upacara pernikahan di desa terdekat Desa Egboti yang berada di tepi sungai Niger,” ungkap penduduk setempat.
“Medan yang harus dilewati masyarakat itu sangat buruk karena perahu melintas saat hujan. Usai upacara, hujan turun, sehingga yang hadir dengan sepeda motor tidak bisa mengendarai sepeda motor ke luar kota,” ucap penduduk setempat.
“Akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan perahu besar untuk membawa orang keluar dari Egboti,” sambung penduduk setempat.
Menurut pengakuan penduduk sekitar, bahwa perahu tersebut telah diisi hingga 300 orang. Baik laki-laki maupun perempuan dari berbagai daerah.
Dikatakan, bahwa perahu tersebut berangkat Senin pagi (12/6/2023) antara jam 3:00 pagi – 4:00 pagi.
Dari hasil penyelidikan, saat mereka berlayar, perahu yang diduga berkelebihan muatan itu dilaporkan telah menabrak dahan pohon yang bersembunyi di air dan terbelah menjadi dua.
Proses Evakuasi
Akibat dari perahu yang terbelah dua itu membuat air yang mempunyai volume tinggi masuk ke kapal. Hingga membuat beberapa penumpang tenggelam.
“Saya telah diberitahukan bahwa hanya 53 yang lolos. Sisanya dikhawatirkan tewas,” ungkap salah satu penduduk setempat.
Disisi lain, juru bicara polisi, Okasanmi Ajayi, mengatakan sejauh ini 100 orang telah diselamatkan. Kebanyakan dari mereka yang tenggelam adalah kerabat dari beberapa desa yang menghadiri pernikahan dan berpesta hingga larut malam.
Hingga Selasa (13/6/2023) sore, pejabat dan penduduk setempat masih mencari lebih banyak jasad korban tewas di sungai, yang merupakan salah satu sungai terbesar di Nigeria.
Juru bicara kepolisian, Ajayi mengatakan, operasi penyelamatan akan berlanjut sepanjang malam hingga Rabu (14/6/2023).
Penduduk setempat mengatakan itu adalah kecelakaan kapal paling mematikan yang pernah mereka lihat selama bertahun-tahun.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.