ANDALPOST.COM – Kementrian Luar Negeri Korea Selatan mengumumkan, pada Senin (6/3) di Seoul, bahwa Korea Selatan akan memberikan kompensasi kepada warganya yang dahulu menjadi korban kerja rodi pabrik-pabrik Jepang selama zaman penjajahan.
Rencana tersebut tidak menyangkutkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk membayar kompensasi tersebut, maupun memberikan reparasi. Melainkan, donasi yang diberikan kepada korban berasal dari yayasan yang dikelola oleh Korea Selatan sendiri.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempererat hubungan diplomasi antara Korea dengan Jepang. Pasalnya, keluhan pasca-kolonial oleh masyarakat Korea Selatan telah meregangkan hubungan antar kedua negara.
Korea Selatan memang ada dalam misi untuk mempererat hubungan antar negaranya dengan negara-negara lain yang merupakan sekutu Amerika Serikat.
Pada hari kebijakan itu diumumkan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengomentari bahwa langkah tersebut merupakan langkah yang “menggemparkan”.
Tetapi, masyarakat dan Partai Demokrat Korea Selatan tetap mengkritik pemerintah atas kebijakannya tersebut. Hal itu dilakukan, karena mereka menganggap kebijakan tersebut tidak melibatkan pertanggung jawaban dari Jepang atas kejahatan perangnya.
Oleh karena itu, mereka pun menuntut pembayaran langsung dari Jepang beserta dengan permintaan maaf dari pemerintahan Jepang.
Menteri Luar Negri Jepang, Yoshimasa Hayashi memberi tanggapan, bahwa Jepan menerima tindakan tersebut. Sebagai bentuk memperbaiki hubungan antara Jepang dengan Korea Selatan.
“Kami menerima tindakan yang diumumkan oleh pemerintah Korea Selatan hari ini sebagai bentuk untuk memperbaiki hubungan antara Jepang dengan Korea Selatan, yang memang sulit situasinya semenjak kebijakan Mahkamah Agung di tahun 2018,” ungkap Yoshimasa.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.