ANDALPOST.COM – Anggota Komisi III DPR, Santoso buka suara terkait kasus yang menimpa elit Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Menurutnya, Kemenkeu telah gagal menjaga amanah masyarakat dan justru mengkhianatinya.
Terbukti, Rafael Alun Trisambodo yang terungkap dengan sengaja memperkaya diri sendiri. Asumsi publik bahkan menilai jika kekayaan yang dimiliki Rafael Alun tidak wajar.
Berkaca pada kasus ini, maka Santoso meminta agar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), menindak tegas dan mulai menyelidiki distribusi uang di lingkungan Kemenkeu.
“Jika ditelusuri dengan teliti pasti akan banyak ditemukan adanya transaksi mencurigakan itu. PPATK harus mengungkap transaksi itu kepada aparat penegak hukum yang selama ini tidak dipublikasi,” ujar Santoso dalam keterangan resminya, Rabu (9/3).
Santoso pun mencurigai jika tidak hanya Rafael saja yang perlu dilacak. Harusnya segala pejabat yang berada dalam ranah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Kemenkeu sudah saatnya diperiksa.
“PPATK yang selama ini tidak bersuara bahwa banyak transaksi mencurigakan dari oknum pegawai pajak sudah saatnya membuka apa yang sebenarnya terjadi. Atas transaksi keuangan mencurigakan yang dilakukan oleh pegawai pajak, salah satunya Rafael Alun,” papar Santoso.
Relevan dengan hal itu, Ahmad Sahroni selaku Wakil Ketua Komisi III DPR mulai mencium adanya hal janggal.
Sebab ia menemukan adanya pergerakan uang sebesar 300 triliun rupiah yang berputar di lingkungan internal Kemenkeu. Sahroni menemukan laporan tersebut dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
“Saya sudah dapat laporan, yang pagi tadi terbaru malah ada pergerakan mencurigakan sebesar Rp300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan yang sebagian besar ada di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai. Itu yang hari ini,” kata Mahfud di Yogyakarta, Rabu (8/3).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.