ANDALPOST.COM – Gangguan Kecemasan atau yang biasa disebut sebagai anxiety disorder merupakan salah satu dari jenis gangguan mental yang ada dan sering dialami oleh hampir setiap orang.
Menurut Hawari (2002) dikutip dari Jurnal Poltekkes Denpasar, gangguan kecemasan merupakan sebuah gangguan kondisi atau perasaan dengan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan.
Penderita biasanya mengalami suatu kejadian atau kondisi yang membuat dirinya menjadi berpikir berlebihan sehingga lama-kelamaan menimbulkan rasa cemas.
Apabila rasa cemas yang dirasakan tak kunjung hilang atau timbul tanpa sebab. Maka hal tersebut bisa menjadi salah satu gejala sedang mengalami gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan dapat dialami siapapun, baik remaja maupun dewasa sehingga tak jarang mengalami depresi karena tidak bisa menangani kecemasan yang sudah berlebih.
Tindakan Self-Diagnosis
Gangguan kecemasan memiliki perbedaan dengan kecemasan biasa, namun masih banyak orang tidak bisa membedakan keduanya dan berakhir salah diagnosis.
Self-diagnosis atau dapat diartikan sebagai tindakan mendiagnosis kesehatan diri sendiri, seringkali dilakukan pada saat mengalami gejala tertentu.
Namun, tindakan ini sebenarnya dilarang karena dapat meningkatkan kecemasan yang berlebih dan belum tentu hasil diagnosis tersebut sesuai dengan perkiraan.
Jika mengalami gejala cemas yang tidak kunjung hilang, orang perlu melakukan penanganan yang lebih professional seperti melalui psikiater atau psikolog.
Penjelasan Dokter Jiwa dan Ahli Psikosomatik
dr. Andri, Sp.KJ, selaku Dokter Jiwa dan Ahli Psikosomatik menjelaskan melalui akun TikToknya, bahwa tindakan self-diagnosis dilarang dan memang harus pergi ke ahli professional untuk penanganan lebih lanjut.
“Salah satu yang paling penting untuk diperhatikan oleh teman-teman adalah jangan mendiagnosis diri sendiri untuk membantu diri teman-teman. Datanglah ke dokter jiwa jika mengalami serangan panik berulang. Jika mengalami gejala-gejala tidak nyaman yang berkaitan dengan kecemasan,” jelas dr.Andri.
Oleh karena itu, tindakan self-diagnosed sangat dilarang karena memerlukan penanganan yang khusus untuk mengetahui apakah gejala yang dialami memang termasuk dalam gangguan kecemasan.
Mengetahui Perbedannya dengan Kecemasan Biasa
Meskipun tidak bisa asal mendiagnosis, ada beberapa gejala yang biasanya menjadi pembeda antara gangguan kecemasan dan kecemasan biasa.
Perbedaan antara keduanya dijelaskan oleh dr Andri, Sp.KJ. Ia menegaskan bahwa kecemasan biasa lebih menekankan pada rasa takut dibandingkan rasa cemas itu sendiri.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.